LUMAJANG, MEMORANDUM-Menjelang bulan suci Ramadan, Forkopimda Lumajang mengambil inisiatif untuk bersatu dalam kerja bakti pembersihan makam, sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada para leluhur. Dengan semangat gotong royong, aparat keamanan, pemerintah daerah, dan masyarakat turut berpartisipasi membersihkan dan merapikan makam Jogoyudan.
Hal tersebut disampaikan oleh Komandan Kodim 0821/Lumajang, Letkol Czi Gunawan Indra Y. T., S.T., M.M., saat bersama Forkopimda melaksanakan pembersihan makam Jogoyudan Kecamatan Lumajang, Jawa Timur, Jumat, 1 Maret 2024.
BACA JUGA:Jumat Curhat Polres Lumajang Tampung Kritik dan Saran Warga Desa Klanting
Selain sebagai bentuk kepedulian terhadap warisan budaya dan sejarah, kerja bakti pembersihan makam tersebut, juga sebagai wujud nyata sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan serta memupuk rasa kebersamaan.
BACA JUGA:Kapolres Lumajang Pimpin Apel Kenaikan Pangkat Pengabdian Iptu ke AKP
"Ini adalah upaya bersama kita untuk menjaga kebersihan makam dan memberikan penghormatan kepada para pendahulu kita, Memasuki bulan suci Ramadhan di bulan yang penuh berkah ini," ujar Dandim.
Dalam kegiatan tersebut, Dandim mengambil langkah proaktif dengan inisiatif luar biasa untuk melakukan perbaikan makam Bupati Lumajang pertama yang sudah rapuh dan rusak.
"Saya melihat makam ini memprihatinkan dan sudah rusak berat, untuk itu saya perintahkan anggota Kodim untuk segera memperbaikinya. Ini sebagai wujud penghormatan kami terhadap para leluhur yang telah membangun negeri ini," ujarnya.
Dandim juga mengatakan, selain sebagai bentuk kepedulian terhadap warisan budaya dan sejarah, kegiatan tersebut juga sebagai wujud nyata sinergisitas antara TNI-Polri, Pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan serta memupuk rasa kebersamaan.
“Dengan gotong royong dan kerja bakti ini, kita tidak hanya membersihkan makam, tetapi juga memperkuat tali persaudaraan di antara kita semua. Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi generasi muda untuk menjaga kearifan lokal dan nilai-nilai luhur yang telah ditinggalkan oleh para leluhur,” pungkasnya. (ags)