MEMORANDUM - Hitungan jam, masyarakat akan menggunakan hak pilih melalui bilik pemungutan suara. Ada lima surat suara yang bisa dipilih oleh para masyarakat pemilik hak pilih.
Abu-abu untuk surat suara Presiden dan Wakil Presiden, Merah untuk surat suara anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Kuning untuk surat suara anggota DPR berwarna kuning, Biru untuk surat suara anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi, dan Hijau untuk surat suara anggota DPRD kabupaten/kota.
Di Jatim, salah satu calon DPD atau senator yang hangat menjadi buah bibir adalah sosok Dr. Lia Istifhama. Akrab disapa ning Lia, aktivis perempuan berparas cantik tersebut merupakan new comer yang diprediksi lolos ke senayan.
Bahkan, sebuah Lembaga survey, ARCI, baru-baru ini merilis elektabilitasnya yang menjadi runner up calon DPD RI.
Di dunia politik sendiri, sosok ning Lia sebenarnya bukan nama baru. Dalam pilgub misalnya, ia aktif membaur bersama relawan Khofifah Emil. Posisinya yang merupakan keponakan Khofifah, menjadi salah satu magnet yang membentuk image hangatnya kebersamaan dan kuatnya kesederhanaan yang dibangun oleh Khofifah di tengah keluarga besarnya.
Ning Lia sendiri, disebut-sebut mewarisi darah perjuangan dari ayahandanya, almarhum KH. Masykur Hasyim yang merupakan mantan Komandan Banser Jatim.
Bahkan, oleh Memorandum, Doktoral UINSA tersebut meraih penghargaan sebagai Tokoh Perempuan Inspiratif Peduli Wong Cilik 2022.
Testimoni jiwa merakyatnya aktivis perempuan asal Surabaya tersebut, diakui banyak pihak. Tak terkecuali salah satu Koordinator relawan Prabowo Gibran, Dwianto Arief, yang menyebut ‘all in Ning Lia’. Hal ini sesuai yang ia sampaikan kepada awak media pada 12/2/24.
“Ning Lia ini paket lengkap, all in Ning Lia. Cerdas, cantik, ramah, telaten, jujur, rendah hati, semua masuk. Indikator mudah disukai dan mudah dicintai oleh masyarakat, dimilikinya. Apalagi ia keluarga Tokoh Besar Nasional, Bunda Khofifah. Maka semakin lengkap dan tidak heran ia selalu mudah diterima dimanapun.”
Menarik, ning Lia pun piawai membuat tagline, diantaranya bangun peran tanpa jabatan, bangun peran cantik, dan tulus focus tembus. Ungkapan tulus focus tembus menjadi salah satu identitasnya maju dalam calon DPD RI. Ungkapan ini pertama muncul saat penyerahan syarat dukungan calon perseorangan atau DPD RI di KPU Jatim, 28 Desember 2022 lalu.
“Adapun saya disini, memohon doa restu kepada njenengan semua, bahwa saya menapaki proses pencalonan DPD ini sebagai bentuk: Tulus, Fokus, Tembus,” jelasnya secara lantang saat konferensi pers di Kantor KPU Jatim.
“Tulus adalah, bahwa proses ini terlalui atas dasar ketulusan doa kebaikan begitu banyak orang di sekitar kami. Fokus, bahwa proses ini berjalan atas tujuan mewujudkan secara nyata, bahwa kita harus melangkah ke depan membangun kebaikan. Kitalah pengejawantahan syubbanul yaum rijalul ghod, bahwa pemuda saat ini adalah pemimpin masa depan.”
“Tembus, bahwa insya allah niat mengisi proses demokrasi melalui pencalonan DPD ini, adalah keyakinan kami bahwa setiap langkah yang diniati baik, pasti tembus kebaikan yang bisa dirasakan banyak orang. Dalam hal ini, kami yakin fungsi legislasi DPD akan semakin membawa manfaat dan maslahat dengan hadirnya sosok yang menggaungkan tulus fokus tembus.”
Sama seperti di berbagai forum lainnya, ia pun memuji dan menyebut sosok Khofifah sebagai panutan. Termasuk dalam program kerja yang menjadi motivasinya maju sebagai calon DPD RI, ia pun menyebut akan seirama dengan Nawa Bhakti Satya.
“Kita pun berbicara tentang Leadership is action, not about position. Jadi bagaimana seorang legislator menguatkan aksi kepemimpinan yang baik di tengah publik.yaitu adanya atensi kepada realita sosial, seperti penguatan UMKM, peningkatan kualitas pendidikan di wilayah pelosok, penguatan character building, kesehatan, dan sebagainya. Ini semua seirama dengan Nawa Bhakti Satya Pemprov Jatim.”
Dalam sambutannya saat itu, ia pun mampu menunjukkan kedewasaan berpolitik dalam menyikapi proses persaingan merebut kursi senator.
“Marilah kita semua melihat proses demokrasi, seperti diantaranya adalah kontestasi DPD RI, sebagai kewenangan masyarakat utk memilih empat terbaik yang diharapkan yang semua yang terpilih, bisa bersinergi secara baik untuk penguatan fungsi legislasi. Tentu, ini tak lepas dari rekam jejak kami sebagai calon DPD RI. Baik tidaknya, tentu masyarakat yang sangat paham dan berhak menentukan. Jadi harus membentuk kompetisi yang sehat dan dingin.” (ads)