MALANG, MEMORANDUM-Mengawali tahun 2024, Universitas Brawijaya (UB) menambah 4 profesor baru. Profesi pengukuhan ke empatnya, dilakukan di Gedung Samantha Krida UB, Selasa16 Januari 2024.
Mereka itu, Prof. Andriani dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Prof. Dr. Agustin Krisna Wardani, Prof. Dr. Ir. Endah Rahayu Lestari, M.S, serta Prof. Dr. Sucipto, S.T.P., M.P. Ketiganya, dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP).
Dalam orasinya, Prof Andarini memaparkan konsep Food Selfie-posting Citizenship Behavior. Salah satu cara mempromosikan city branding melalui wisata gastronomi di era digital.
BACA JUGA:Canangkan Sub PIN Polio, Pj Wali Kota Malang Harap Tingkatkan Derajat Kesehatan
"Diperlukan peran ekstra dan sukarela dari konsumen. Dengan budaya food selfie-posting arah yyangpositif. Untuk memposisikan diri sebagai bagian dari city branding. Dengan menunjukkan value dan experience, dari makanan, masakan populer yang dimiliki," terangnya, saat ditemui Senin 15 Januari 2023.
BACA JUGA:KA Pandalungan Anjlok di Tanggulangin, KAI Alihkan Arah Jember Lewat Malang-Blitar
Namun demikian, masih sedikit perhatian dalam wisata gastronomi. Mengkaji food selfie-posting citizenship behavior, berdampak positif bagi orang lain. Tidak menonjolkan sisi negatif secara individual konsumen seperti, narsisme, eksibisionisme dan self-esteem.
Sementara itu, ke tiga Profesor lainya, membahas tentang ketahanan pangan. Melalui sejumlah, teknologi dan metode untuk makanan.
Dengan teknologi BioSIFAG, pengawetan pangan modern, memanfaatkan bakteriosin, menghambat bakteri patogen.
"Menggunakan agen biologi, berupa protein dan virus dalam menghambat bakteri patogen," terang Prof Dr Agustin Krisna Wardani
Selama ini, kata dia, secara konvensional, mengontrol kontaminasi bakteri. Namun penggunaan pengawet kimia, berdampak pada penurunan kualitas pangan, respon alergi dan lainya.
Sedangkan Prof. Dr. Ir. Endah Rahayu Lestari, dikukuhkan, bidang Manajemen Industri Pertanian. Ia merancang Integrated Greener Strategy Model, untuk Mencapai Kinerja Berkelanjutan dengan Inovasi Hijau.
"Model ini, hanya dikreasi pada industri pangan. Penting investigasi pada sektor lain. Mengeksplorasi determinan inovasi hijau. Tentunya, dengan ramah lingkungan," terangnya.
Prof. Dr. Sucipto, dikukuhkan dalam bidang Ilmu Sistem Mutu dan Halal pada Fakultas Teknologi Pertanian. Ia mengembangkan Halalan-Thoyyiban Assurance System (HTAS). Mengintegrasikan jaminan halal, aman, dan kualitas berbasis aspek teknologi dan manajemen, didukung infrastruktur mutu nasional. (edr)