SURABAYA, MEMORANDUM-Sebagian pedagang pasar tradisional di Kota Surabaya masih gagap teknologi (gaptek). Akibatnya mereka sulit untuk bersaing dengan pedagang online. Apalagi TikTok Shop kembali beroperasi yang kian mengancam pedagang offline.
Meski demikian Pemerintah Kota Surabaya terus berusaha untuk meningkatkan literasi digital pada pedagang pasar tradisional guna meningkatkan kemajuan usahanya. Meski demikian pedagang offline mengeklaim usaha pelatihan digital itu tak membuahkan hasil signifikan.
Misalnya sebagian pedagang Pasar Turi mengungkapkan keluhannya usai TikTok Shop resmi dibuka kembali. Mereka pun merasa sangat dirugikan kembalinya platfom jual beli berbasis online tersebut.
BACA JUGA: TikTok Shop Resmi Comeback di Indonesia, Begini Cara Menggunakannya
Menanggapi hal ini, Ketua Majelis Pedagang Pasar Turi, Haji Abdul Rosyid mengaku para pedagang di pasar ini sudah sangat sepi pembeli.
BACA JUGA: TikTok Shop Resmi Comeback di Indonesia, Begini Cara Menggunakannya
"Beroperasinya TikTok Shop kembali, menurut kami sangat merugikan karena pasar tambah sepi,"kata Rosyid, Jumat, 15 Desember 2023.
Rosyid mengungkapkan penjualan online di Pasar Turi tidak terlalu ramai daripada menjual secara offline. Sebab, pedahang disini belum bisa atau tidak mengerti sistem penjualan secara online. Itu menurtnya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pedagang sudah lanjut usia dan kurangnya akses terhadap teknologi.
"Banyak yang gaptek (gagap teknologi, red). Apalagi seperti saya orang tua,"ujarnya.
Meski begitu, ia mengaku Pemkot Surabaya pernah melakukan pelatihan digitalisasi terhadap pedagang pasar turi. Namun, ia menilai pelatihan tersebut tidak pengaruh secara signifikan terhadap penjualan.
"Sekarang orang itu walaupun dikasih kursus pikirannya gak nyantol. Karena sudah kepikiran bagaimana makan besok. Bukan masalah pelajaran, tapi bagaimana pasar ini dikelola oleh manajemen yang profesional,"ujarnya.
Menanggapi permintaan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang ingin para pedagang melek digitalisasi dan mengikuti perkembangan zaman. Ia menilai, para pedagang Pasar Tiri hanya ingin pengelolaan manajemen diperbaiki
"Boleh saja, Wali Kota tujuannya untuk menegaskan rakyatnya bagaiman harus mengikuti jaman, tapi tiap pernah terjadi masalah pelatihan online tapi pedagang tidak respon. Pedagang gak ikuti. Kami pedagang disini ini bagaiamana pasar turi masuk semua bisa berjualan,"jelasnya
Hal senada juga disampaikan salah satu pedagang aksesoris grosir Pasar Turi, Hani mengaku adanya TikTok Shop muncul kembali ini tidak pengaruh terhadap dagangannya.
"Masih belum pengaruh kan masih awal kemarin TikTok Shop muncul lagi, mungkin kita bisa merasakan satu minggu kedepan,"ujarnya.