PASURUAN, MEMORANDUM-Kasus pembunuhan seorang ibu rumah tangga di Desa Randupitu Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan dengan tersangka Heru Purnomo, Rabu, 29 November 2023 siang direkontruksi. Proses rekonstruksi atau reka ulang berada di rumah korban.
Sebelumnya pihak kepolisian yang melakukan olah TKP di rumah korban, Endang Sukowati (45), sempat kebingungan. Karena tidak menemukan kejanggalan berupa bekas kerusakan pada pagar atau pintu rumah korban.
Namun semua itu terbantahkan saat dilakukan rekontruksi yang diperagakan langsung oleh pelaku pembunuhan, Heru Purnomo (34). Dalam rekontruksi tersebut, pelaku oleh korban dibukakan pintu pagar dan dipersilahkan masuk ke dalam ruang tamu. Begitu juga ketika pelaku keluar rumah setelah menghabisi korban hanya dengan menutup pintu tanpa dikunci.
BACA JUGA:6 Kesalahan Memakai Parfum yang Harus Dihindari, Apa Saja?
Setidaknya ada 52 adegan yang diperagakan oleh pelaku saat menghabisi nyawa Endang Sukowati. Mulai dari saat pelaku masuk halaman sampai keluar rumah.
BACA JUGA: Personel Satlantas Polres Pasuruan Siaga di Musim Hujan
Iptu Sunarti, KBO Satreskrim Polres Pasuruan mengatakan ada dua adegan dimana pelaku saat membunuh korban. Kedua adegan tersebut berada di dalam kamar korban. Yakni ketika pelaku menusuk dengan menggunakan senjata tajam pada bagian belakang korban.
"Ada dua kali pelaku menusuk pada punggung korban. Semua dilakukan di dalam kamar korban," kata Iptu Sunarti, Rabu, 29 November 2023.
Setelah pelaku menusuk korban di dalam kamarnya lalu diseret ke dalam kamar mandi. Di dalam kamar mandi korban sempat melakukan perlawanan hingga menyebabkan tangan pelaku mengalami luka. Mendapatkan perlawanan dari korban, pelaku kemudian membenamkan kepala korban ke dalam bak mandi hingga korban kesulitan bernafas.
Semua adegan yang diperagakan oleh pelaku sesuai dengan saat pelaku dimintai keterangannya di Mapolres Pasuruan. Dan tidak ada pengakuan yang baru dari pelaku. "Semua adegan sesuai dengan BAP. Ini juga berkat kerjasama dengan Polsek Gempol dan Kejaksaan Negeri Kabupaten Pasuruan," lanjut Sunarti.
Saat proses rekonstruksi berlangsung, beberapa anggota keluarga korban menyaksikan dari luar rumah. Salah satu kakak korban sempat menangis histeris ketika melihat pelaku memperagakan setiap adegan. Tagisan histeris ini rupanya membuat anggota keluarga lain mencoba menenangkan. Hal ini agar proses rekonstruksi bisa berajalan lancar.
Rekontruksi pembunuhan rupanya juga dijaga ketat oleh aparat keamanan. Antisipasi ini dilakukan mengingat keluarga korban masih belum bisa menerima atas kematian korban yang dinilai tragis. “Kita jaga semaksimal mungkin. Agar tidak terjadi apa-apa,” tutur salah satu petugas. (kd/mh)