BANGKALAN, MEMORANDUM - Serhari menjelang peringatan Hari Jadi Ke-492 Bangkalan, Pj Bupati Dr H Arief Mulya Edie,MSi bersama anggota Forkopimda, Ketua DPRD, ulama, tokoh budayawan serta komunitas bangsawan dari trah Dinasti Cankraningrat, menyempatkan diri ziarah ke kompleks Makam Agung di Desa Plakaran, Kecamatan Arosbaya.
Ada dua situs makam yang dikunjungi Pj Bupati dan rombongan. Yakni kompleks Makam Agung tempat peristiarahan Ki Pragalbo alias Pangeran Islam Onggu’ (mengangguk-Red), makam Raden Pratanu alias Penembahan Lemah Duwur (1531-1592) serta makam Raden Koro alias Pangeran Tengah (1592-1621).
Rombogan juga berziarah ke kompleks makam Ki Demung Plakaran, cial-bakal leluhur para Raja Bangkalan yang masih keturunan Raja Majapahit terakhir Prabu Brawijaya (1468-1478). Juga di Desa Plakaran.
BACA JUGA:Polsek Arosbaya Gerojok 10 Ribu Liter Air Bersih di Desa Batonaong
Pengamanan kegiatan ziarah dikawal ketat oleh Polsek dan anggota Forkpimcam Arosbaya. Ada Camat Arosbaya Agung Firmansyah, Danbramil 0829/13 Kapten Inf Djoko Darmawan serta Kades Plakaran.
“Pengamanan ketat harus kami lakukan, agar kegiatan ziarah berjalan tertib, lancar, aman dan khusuk,” kata Iptu Sys Eko, sapaan Kapolsek.
Dipandu oleh tokoh budayawan RP Hamid Mustari, keturunan langsung Sultan Bangkalan, kegiatan diawali oleh acara tabur bunga di makam Raden Pragalbo, Raden Pratanu, Raden Koro, serta situs makan Ki Demung Plakaran.
BACA JUGA:Goes To School ke SDN Tengket 2, Personel Polsek Arosbaya Ajarkan Yel-Yel Cinta Tanah Air Kepada Siswa
Kemudian dilanjutkan dengan ritual doa bersama. ”Alhamdulillah, semua agenda acara berjalan tertib, lancar, khusuk dan kondusif,” jelas Iptu Sys Eko.
Terakhir, RP Hamid Mustari, Dihadapan Pj Bupati dan rombongan, secara singkat menjelaskan prosdes penetapan hari jadi Bangkalan yang kini sudah berusia 492 tahun. ” Tetenger hari jadi Bangkalan diambil dari prosesi pengangkatan R Pratanu sebagai Raja Bangkalan pertama oleh ayah handanya Raden Pragalbo. Kraton Kerajaan saat itu ada di Arisbaya, yang kini berubah namja Arosbaya,” jelas RP Hamid.
Ketika menobatkan putranya, Raden Pragalbo menyuarakan sabda dan titah sebagai berikut: ”Wahai anakku, dengan disaksikan Rakyat Plakaran, mulai saat ini, dalam Chandra Sengkala Sirno Pendowo Kertaning Negari, kamu saya angkat sebagai putera mahkota kerajaan ini dengan gelar Pangeran KI Lemah Duwur ( Pangeran Dataran Tinggi ). Dan Mulai sekarang, di Negeri Madura Barat ini, saya berlakukan mulai adanya Arisbanggi (aturan atau undang-undang)”.
BACA JUGA:Sisir Desa, Polsek Arosbaya Ajak Warga Jaga Kamtibmas
Dalam konteks ini ada beberapa kalimat yang patut diterjemahkan dan dikaitkan dengan tahun Caka. Diantaranya, kalimat Candra Sangkala Sirno Pendowo Kertaning Negari, bisa diterjemahkan dan dipilah sebagai berikut : Kata Sirno berarti 0 (habis), Pendowo berarti 5, Kerta berarti 4 dan Negari berarti 1.
Setelah dirorelasikan dengan tahun masehi, tetenger penobatan itu ternyata idetntik dengan tanggal 12 Robib’ul Awal 938 Hijriyah, atau hari Selasa 24 Oktober 1531 masehi. ”Hari, tanggal dan tahun inilah yang kemudian dikukuhkan sebagai hari jadi Bangkalan,” pungkas RP Hamid Mustari.(ras)