Jathilan yang dibawakan oleh rombongan penari gemblak yang menunggangi kuda beban merupakan simbol keperkasaan kekuatan Kerajaan Majapahit, kontras dengan keperkasaan warok di balik topeng badut merah lambang Ki Ageng Kutu.
Kepopuleran Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Bhre Kertabhum bertindak dan menyerang universitasnya, pemberontakan warok dengan cepat dapat dikalahkan dan perguruan tersebut dilarang mengejar warok. Namun murid-murid Ki Ageng Kutu tetap melanjutkannya secara sembunyi-sembunyi.
BACA JUGA:Cagar Budaya Gedung Internatio, Saksi Bisu Tewasnya Mallaby di Surabaya
Tokoh-tokoh dalam seni Tarian Reog
- Warok
Warok, berasal dari kata wewarah, adalah orang yang mempunyai tekad suci yang memberikan bimbingan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah orang kaya (orang yang mempunyai kekayaan).
Warok merupakan bagian dari alat peraga Reog yang tidak dapat dipisahkan dari alat peraga satuan kesenian Reog Ponorogo lainnya. Warok adalah orang yang benar-benar menguasai ilmu baik lahir maupun batin.
- Jathil
Jathilan merupakan tarian yang menampilkan ketrampilan para pelatih kuda. Keahlian dan kemampuan bertarung di atas kuda terlihat dari ekspresi atau semangat penarinya.
Ciri-ciri gerak tari Jathilan seni Reog Ponorogo biasanya cair dan lincah. Hal ini didukung oleh pola ritme gerak tarinya, yang mana ritme langu (lugu) dan ritme ngracik bergantian.
- Bujang Ganong
Bujang Ganong alias Patih Pujangga Anom merupakan tokoh yang enerjik, lucu dan suka bela diri sehingga biasa diperankan oleh dua orang dalam setiap pementasannya selalu ditunggu-tunggu oleh penonton khususnya anak-anak.
Bujang Ganong memerankan tokoh gubernur muda yang jelek secara fisik namun cerdas, berkemauan keras, cerdas, humoris dan sakti. Topeng Bujang Ganong berwarna merah cerah dengan mata menonjol menonjol, hidung besar dan gigi menonjol. Topengnya terbuat dari kayu dadapa, sedangkan bulu topengnya terbuat dari kayu tanduk.
BACA JUGA:Pusat Kebudayaan Keagamaan Segera Didirikan Disamping Masjid Raya Sheikh Zayed
- Klono Sewandono
Klono Sewandono Raja Prabu Klon Sewandon Klono Sewandono atau Raja Klono adalah seorang raja Mandraguna sakti yang membawa warisan berupa cambuk yang sangat sakti yang disebut Cambuk Samandimani.
Kepiawaian sang raja dihadirkan dalam gerak tari yang terampil dan bermartabat. Dalam ceritanya, Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan sebuah karya seni yang indah dengan kreativitasnya untuk memenuhi permintaan putrinya (kekasih). Karena raja sedang jatuh cinta, gerakan tariannya terkadang mewakili seseorang yang sedang jatuh cinta.
- Singo Barong
Kepala harimau (caplokan), terbuat dari rangka kayu, bambu, rotan, dilapisi kulit harimau kerajaan/harimau jawa, namun ada pula yang dilapisi kulit macan tutul, macan kumbang, harimau bengal sumatera, harimau siberia bahkan singa afrika . (Mg 8)