SURABAYA, MEMORANDUM-Selain menjabat sebagai Wakil Gubernur Jatim, Dr H Emil Elestianto Dardak, B Bus M Sc juga merupakan Ketua DPD Partai Demokrat.
Dalam Podcast MemorandumTV, Emil juga memaparkan pandangan Partai Demokrat di Pemilu 2024. Partai Demokrat menurut Emil adalah kombinasi antara ketulusan dan kerja keras. Juga kerja taktis.
“Tantangan pertama kita adalah bagaimana mengatur komposisi caleg seoptimal mungkin. Disinilah kita memiliki suntikan darah segar, caleg-caleg baru non-petahana yang punya optimisme tinggi dan caleg petahana yang masih punya semangat yang tinggi. Bagaimana kemudian kita su-sun dengan menjaga soliditas,” beber suami Arumi Bachsin ini.
Yang berikutnya tidak kalah penting, menurut Emil adalah Parti ID (identitas partai). Khusus di Jatim, Emil berharap masyarakat juga mengetahui dan tidak melupakan di era sebelumnya.
“Yaitu Pakde Karwo dan Gus Ipul, sekarang Bu Khofi ah dan saya di dalamnya ada Partai Demokrat yang senantiasa istikamah mendukung kebijakan-kebijakan pro-rakyat. Kebijakan menghapus SPP di lingkungan SMA/SMK Negeri juga tambahan bantuan operasional bagi lembaga pendidikan swasta di jenjang SMA dan SMK,” jlentrehnya.
Kata mantan Bupati Trenggalek ini, pihaknya juga senantiasa mendukung program Khofifah-Emil yang berkaitan dengan penanganan kemiskinan terutama kemiskinan perdesaan.
“Pada saat covid, tapi kami tidak mengklaim ini sepihak. Ini kerja dan dukungan lintas elemen kepartaian tapi di dalamnya ada Partai Demokrat yang mendukung program sejuta sasaran bantuan jaring pengaman sosial di masa covid yang terdiri dari 330 ribu lebih sasaran di perkotaan. Yang kita ketahui ekonomi lebih mandek dari desa dan biaya hidupnya lebih tinggi,” bebernya.
Saat itu menurut Emil, pihaknya melihat bantuan dari pusat harus disuplemen. Untuk itu Pemprov Jatim menggunakan teknologi yang efesien dengan menggunakan dompet elektronik.
“Yang kita integrasikan di kartu bantuan pangan nontunai sehingga tinggal gesek selama tiga bulan mereka bisa menambah dan merasakan saldo tambahan yang kita suplai dari Provinsi Jatim. Ini membuat jauh efesien dan tepat sasaran dalam penyalurannya,” terangnya.
Sisanya, kata Emil, hampir 700 ribu sasaran menggunakan pendekatan teknokratik. Antara lain melibatkan kampus dalam menyusun sasaran supaya adil.
“Bantuan tidak bisa dipukul rata. Kabupaten dibagi rata. Kalau politiknya gampang atau dibagi sesuai dengan jumlah penduduk. Ternyata ada kabupaten yang justru program pusatnya itu katakanlah dari 10 orang, empat itu bisa kebagian. Tapi ada kabupaten yang dari 10 cuma satu yang kebagian,” imbuhnya.
“Nah di sinilah kemudian kita compare dengan data statistik ketenagakerjaan. Sektor yang terdampak itu kan bukan pertanian tapi lebih kepada sektor manufaktur, perdagangan. Nah hal seperti inilah Partai Demokrat juga senantiasa mendukung kebijakan-kebijakan pemprov,” bebernya.
“Bukan hanya kita menggunakan pendekatan politik pragmatis tapi juga teknokratis sehingga lebih bisa mengisi-mengisi kekosongan. Pusat sudah bergerak pemprov bisa bergerak mengisi ruang-ruang itu. Nah ini contoh-contoh kebijakan-kebijakan pro-rakyat senantiasa selalu menjadi komitmen Partai Demokrat dalam apa yang dilakukan Khofi fah-Emil,” sambung Emil.
Untuk itu Emil berharap, masyarakat benar-benar tidak salah pilih di Pemilu 2024. Apalagi kaum generasi Z atau pemilih pemula. “Jangan sampai salah pilih karena pilihan akan menentukan arah kebijakan,” tandasnya. (ono/nov-habis)