Bangkalan, Memorandum.co.id - Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Bangkalan, Roosly Soeliharjono kini bisa bernapas lega. Sebab, beban tugas dan tanggung jawab untuk merehab 7 pasar tradisional senilai Rp 2,75 miliar di 6 kecamatan yang diamanatkan bisa rampung 100 % lebih awal. Sebelumnya, Roosly mengaku sempat ketar-ketir. Sebab, proses garapan 7 pasar tradisional itu sempat terganggu kendala guyuran hujan. Maklum, sejak awal November lalu curah hujan mulai merata di 18 kecamatan. “Tetapi, alhamdulillah, meski kadang sempat terganggu, proyek rehab 6 pasar tradisional dideadline harus rampung akhir Desember itu sekarang sudah clear. Atau malah bisa tuntas 100 persen lebih awal,” kata Roosly, Senin (7/12). Dijelaskannya, 2 dari 7 proyek rehab pasar tradisional itu ada di Kecamatan Bangkalalan Kota. Yakni Pasar Ki Lemah Duwur di Jalan Halim Perdana Kusuma dan Pasar Senenan di Jalan Zainal Alim. Dari total anggaran Rp 2,75 miliar, Pasar Senenan yang lokasinya ada di tepi jalan protokol jantung kota mendapat jatah dana rehab terbesar senilai Rp 1 miliar. Dana itu diproyeksikan untuk merombak total bagunan induk pasar di bagian depan. Itu harus dilakukan karena kondisi bangunannya sudah tua dan kadaluwarsa. “Selain itu, posisi bangunan induk pasar ada di bawah ruas jalan protokol simpang tiga Jalan Zainal Alim, Jalan KH Moh Kholil dan Jalan Teuku Umar,” kata Roosly. Akibatnya, setiap kali musim hujan halaman depan pasar yang jadi tempat mangkal para pedagang buah kerap terendam genangan banjir. Bahkan tak jarang meluber hingga ke dalam kompleks pasar. Itu sebabnya, deretan bangunan induk Pasar Senenan yang dihuni beberapa unit pertokoan, rumah makan dan sektor usaha lainnya harus ditinggikan. ”Idealnya, halaman depan pasar posisinya harus sedikit lebih tinggi dari ruas jalan. Itu yang kami lakukan,” tandas Roosly. Sebaliknya, pasar tradisional Ki Lemlah Duwur di Jalan Halim Perdana Kusuma atau kawasan ring road (jalan lingkar) Timur kabagian jatah paling kecil. Plafon dana rehab untuk pasar tradisional terbesar di Kabupaten Bangkalan itu hanya dijatah Rp 75.000.000. Dana itu hanya untuk rehab pavingisasi. Sedangkan 5 pasar tradisional lainnya kebagian jatah sama. Rata-rata dianggarkan Rp 200.000.000. Plafon dana sebesar itu full digunakan untuk rehab dan pengembangan los pasar. Itu berlaku untuk pasar tradisional Desa Duwa’ Buter di Kecamatan Kwanyar, Pasar Desa Modung di Kecamatan Modung, serta pasar Desa Patemon di Kecamatan Tanah Merah. Sedangkan garapan rehab untuk pasar tradisional Desa Arosbaya di Kecamatan Arosbaya dan pasar Desa Galis di Kecamatan Galis sepenuhnya digunakan untuk pembangunan paving pasar. ”Tujuannya agar kondisi pasar tidak becek jika musim hujan,” timpal Roosly. Terakhir, Roosly menambahkan, total plafon dana yang digunakan untuk rehab 7 pasar tradisional itu tidak dianggarkan melalui APBD 2020 Pemkab Bangkalan. Tetapi sepenuhnya bersumber dari DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau ) dari pemerintah pusat. Pelaksanaan rehab ketujuh pasar itu sudah mulai bergulir sejaka awal September lalu. Pasar Senenan menjadi satu-satunya proyek rehab yang proses garapaannya ditenderkan melalui Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Selebihnya, atau garapan 6 pasar lainnya ditentukan berdasar penunjukan langsung karena plafon dananya di bawah Rp 1 miliar. ”Syukurlah, semuanya sudah rampung 100 persen. Azas manfaatnya kini sudah bisa dinikmati. Tidak hanya oleh pedagang, tetapi juga pengnjung pasar,” pungkas Roosly.(ras)
Disdag Bangkalan Tuntas Rehab 7 Pasar Tradisional Senilai Rp 2,75 Miliar
Senin 07-12-2020,14:52 WIB
Editor : Aziz Manna Memorandum
Kategori :