Bintang menunduk. Hatinya dilanda badai. Di satu sisi ia ingin menunaikan janji pada almarhum Ayah. Di sisi lain, ia tahu bahwa warisan yang harusnya mempererat, kini justru menjauhkan.
Dan malam itu, untuk pertama kalinya sejak gugatan itu dilayangkan, Bintang menangis diam-diam. Bukan karena takut kalah. Tapi karena ia tahu, saat ini bukan sertifikat atau akta yang ia pertaruhkan. Tapi keluarga, darah daging yang mungkin tak akan sama lagi setelah ini.