Jadi Korban PHK, Ahli Madya Teknik Mesin Ini Sukses Budidayakan Lele Rumahan

Minggu 09-11-2025,11:52 WIB
Reporter : Firman Imansyah
Editor : Fatkhul Aziz

Perjuangannya tak sia-sia. Perlahan, Agus mulai menemukan pasar dan berkenalan dengan tengkulak yang rutin membeli hasil panennya. 

Namun, bukan berarti semuanya berjalan mulus. Agus mengaku sempat tertipu oleh salah satu tengkulak yang membawa kabur 1,5 kuintal lele tanpa membayar.

“Awalnya saya percaya, tapi ternyata uangnya tidak dikembalikan. Awalnya hanya 25 persen DP. Saya sudah tunggu lama, tapi malah pura-pura lupa. Ya sudah, saya ikhlaskan saja. Dari situ saya belajar banyak,” ujarnya dengan nada tenang.

BACA JUGA:Panen Raya Lele Lapas Jember, Bukti Nyata Pembinaan WBP dan Kontribusi pada Ketahanan Pangan Nasional

Dari pengalaman itu, Agus kini lebih berhati-hati memilih mitra kerja. Ia bisa membedakan mana tengkulak yang jujur dan mana yang tidak. Bahkan, ia punya cara unik untuk menilai kejujuran seseorang.

“Bagi saya, tengkulak yang baik itu yang percaya pada timbangan milik petani. Tidak perlu bawa timbangan sendiri. Itu soal sikap dan kepercayaan,” tutur Agus.

Kini, hasil budidaya lelenya tak hanya disalurkan ke tengkulak di Tulungagung, tapi juga ke daerah lain seperti Malang dan sekitarnya. Ia bahkan memasang papan kecil di depan rumah bertuliskan “Menerima Pesanan Ikan Lele Segar” agar warga sekitar bisa membeli langsung.

BACA JUGA:Panen Raya Lele Lapas Jember, Bekal Keterampilan Warga Binaan dan Dukung Ketahanan Pangan

“Selain untuk tambahan penghasilan, ini juga supaya tetangga bisa beli ikan segar tanpa harus jauh-jauh ke pasar. Saling bantu saja,” katanya.

Lulusan Ahli Madya Teknik Mesin dari salah satu politeknik di Malang ini juga tak berhenti berinovasi.

Dirinya belajar secara otodidak membuat sistem kolam dan program pemantauan sederhana agar ikan lelenya tumbuh sehat dengan tingkat kematian rendah, di bawah 10 persen.

BACA JUGA:Pak Bhabin Sidoarjo Cek Budi Daya Lele Sukodono

"Ikan itu disebut berhasil kalau kematiannya di bawah 10 persen. Nah bagaimana caranya, ya kita amati airnya, kalau waktunya ganti yang diganti, kalau baru diganti ya dilihat seberapa kanibal ikannya kepada sesama ikan, kemudian bagaimana kondisi bakteri atau jamurnya, kita pantau semua. Itu juga saya tau setelah berbagi pengalaman dengan sesama petani," jelasnya.

Dengan sistem itu, hasil panennya kini bisa mendatangkan keuntungan hingga puluhan juta rupiah setiap kali panen. 

“Alhamdulillah, sekarang sudah cukup untuk kebutuhan keluarga,” ucapnya penuh syukur.

BACA JUGA:Polsek Tulangan Dukung Program Ketahanan Pangan Melalui Peternakan Ikan Lele

Kategori :