MAGETAN, MEMORANDUM.CO.ID – Dalam upaya menjaga stabilitas sosial dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan di tengah masyarakat, Kantor Wilayah Kementerian Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenham) Jatim turut hadir dalam rapat koordinasi yang diselenggarakan bersama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) serta Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Magetan, Kamis 22 Agustus 2025.
Rapat tersebut bertujuan membahas dan mengantisipasi potensi konflik yang dapat muncul antarperguruan pencak silat di wilayah Magetan.
Mini Kidi--
Sejumlah perguruan silat ternama hadir dalam forum ini, termasuk Setia Hati Terate, Setia Hati Winongo, Kera Sakti, Merpati Putih, serta beberapa perguruan lainnya. Semua pihak duduk bersama dalam suasana dialog terbuka dan penuh semangat kebersamaan.
BACA JUGA:Tinjau Kanwil Kemenham Jatim, Wamenham Apresiasi Pemanfaatan Aset Bersama untuk Layanan HAM
Dalam kesempatan tersebut, Analis HAM dari Kanwil Kemenham Jatim M Najib Daroni K, menekankan pentingnya penerapan nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam komunitas pencak silat yang memiliki banyak anggota dari kalangan muda.
Ia juga mengajak seluruh elemen pencak silat untuk menginternalisasi konsep P5HAM — yakni Penghormatan, Perlindungan, Pemenuhan, Penegakan, dan Pemajuan HAM — sebagai bagian dari pembentukan karakter dan jati diri pendekar yang tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga kuat dalam nilai moral dan sosial.
Ketua IPSI Kabupaten Magetan Saif Muchlisun SSos MM dalam sambutannya menyatakan bahwa pencak silat sejatinya merupakan warisan budaya luhur bangsa yang menjunjung tinggi nilai perdamaian, sportivitas, dan persaudaraan.
Ia juga menegaskan bahwa IPSI terus berkomitmen menjaga harmonisasi antarperguruan serta memastikan setiap agenda kegiatan silat di Magetan berlangsung secara damai dan terarah.
“Pencak silat bukan ajang pertarungan antar-ego. Pencak silat adalah media pembinaan mental, spiritual, dan karakter generasi muda,” ujarnya.
Rapat koordinasi ini menjadi ajang penting untuk memperkuat silaturahmi antarperguruan silat yang selama ini beroperasi di Magetan. Dengan adanya forum semacam ini, masing-masing perguruan berkesempatan menyampaikan aspirasi, menyatukan visi, dan merumuskan strategi bersama dalam menciptakan suasana yang kondusif, damai, serta jauh dari potensi gesekan.
Dialog ini juga membuka ruang komunikasi yang lebih intensif antarpaguron untuk menciptakan kerja sama berkelanjutan, termasuk dalam hal pelatihan bersama, kegiatan sosial, dan penguatan nilai-nilai kebangsaan di kalangan pesilat muda.
Kehadiran berbagai pihak dalam forum ini menunjukkan komitmen bersama untuk mendorong pencak silat menjadi media pembinaan karakter generasi muda yang positif, bukan sebaliknya.
Sinergi antara pemerintah, aparat penegak hukum, organisasi silat, serta masyarakat luas diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan saling menghargai.