Sementara itu pedagang yang akrab disapa Masyet mengungkapkan jika cabai rawit yang ia jual berkisar Rp 55.000-Rp 60.000 per kilogram. Sedangkan untuk cabai merah besar dikisaran harga Rp 35.000 sampai Rp 40.000 per kilogram.
"Kalau harga cabai bervariasi, tergantung kualitas cabainya, ada yang 55 ribu per kilogram, ada juga yang 60 ribu per kilogram untuk rawit," kata Masyet.
BACA JUGA:Pedagang Pasar Pagotan Keluhkan Cabai Tembus Rp 60 Ribu
Saat disinggung mengenai harga cabai rawit yang melambung tinggi hingga Rp 100.000 sampai 130.000 per kilogram di beberapa daerah dan pasar tumpah di Surabaya, Masyet hanya tersenyum tipis.
"Kalau pasar paling kecil ya mahal," ujarnya dengan nada suaranya datar seakan sudah terbiasa dengan fluktuasi harga komoditas pangan.
Masyet menjelaskan bahwa kondisi pasar di Keputran relatif stabil dibandingkan dengan pasar-pasar lain.
BACA JUGA:Dukung GNPIP, Pemkot Safari Panen Cabai dan Sayuran Hasil Pekarangan Pangan Lestari
"Di sini, kita lebih fokus pada kualitas daripada harga semata," tambahnya. Ia menunjukkan cabai rawit pilihannya yang masih segar dan berukuran besar.
Menurut pria yang sudah bergelut di usaha cabai puluhan tahun ini, faktor lokasi dan pasokan barang menjadi penentu harga di pasar tradisional.
Pasar-pasar besar seperti Keputran seringkali mendapatkan pasokan langsung dari petani lokal, sehingga harga bisa lebih terjangkau.
"Lihat pasarnya, kalau pasar paling kecil ya mahal harganya. Sedangkan kalau di sini Pasar Keputran kan pusatnya jelas lebih terjangkau, " jelasnya.
BACA JUGA:Cabai Sachet, Solusi Cerdas Warga Surabaya Hadapi Lonjakan Harga Jelang Nataru
Sementara itu Diyah Puspita, pedagang keliling yang setiap hari berinteraksi langsung dengan konsumen juga merasakan betul dampak kenaikan harga cabai yang tak kunjung mereda.
Ia mengungkapkan kenaikan harga cabai yang sudah terjadi sejak akhir tahun 2024 dan hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda stabil.
"Sejak akhir tahun kemarin sudah naik, harga cabai terus merangkak naik, hingga kini mencapai Rp70.000 per kilogram," kata pedagang keliling yang akrab dengan warga kampung Pakis.
Kenaikan harga yang signifikan ini tidak hanya membebani para pedagang kecil seperti Diyah, tetapi juga merembet ke kantong konsumen.