GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - Kawanan monyet liar dilaporkan kerap memasuki kawasan ekonomi khusus (KEK) Java Integrated Industrial Port and Estate (JIIPE) Gresik.
Pemandangan tersebut pun membuat para pekerja setempat heran. Sebab, monyet-monyet tersebut hingga kini tak diketahui dari mana asalnya.
Apalagi, monyet-monyet itu datang berkoloni. Dengan jumlah yang terkadang mencapai puluhan. Sedangkan ukurannya cukup bervariasi.
Hal tersebut pun mendapat atensi dari Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah 2 Gresik.
Petugas BKSDA Gresik, Zainal menerangkan, kedatangan monyet-monyet tersebut bukan tanpa alasan. Ia mengatakan, terdapat kemungkinan kawasan tersebut pernah menjadi tempat tinggal mereka di masa lalu.
“Karena monyet ini sifatnya berpindah-pindah. Ada kemungkinan, dulu mereka pernah singgah di sana. Jadi mereka merasa kawasan tersebut adalah wilayahnya,” terang Zainal, Rabu 15 Januari 2025.
BACA JUGA:Bakal Bangun Polsek Urban, Kapolda Jatim Tinjau Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE
Selain itu, masih kata Zainal, boleh jadi kawasan JIIPE adalah area lintasan mereka saat hendak berpindah tempat.
“Ada kemungkinan juga mereka kekurangan makanan di tempat lain. Sedangkan saat di sana ada pekerja yang memberi makanan. Jadi mereka akan terus menerus datang,” tambahnya.
Menurut keterangan pekerja setempat, kawanan monyet liar itu kerap muncul di Masjid KH Sholeh Tsani yang terletak di sebelah barat kantor JIIPE. Mereka disebut muncul dari pepohonan di tambak-tambak yang ada di sekitar area tersebut.
BACA JUGA:Sidang Konsinyasi Diwarnai Protes Pemilik Lahan Terdampak Pembebasan Tol JIIPE
Salah satu pekerja JIIPE, Ainur Rosyidi menyebut, kawanan monyet itu mulai muncul sejak adanya aktivitas pengurukan yang dilakukan oleh BKMS dan lahan perumahan AKR.
“Tidak tiap hari muncul, tapi kalau datang mereka biasanya keliling cari makanan,” ujar Ainur kepada wartawan.
Meski begitu, hingga kini tidak ada laporan pekerja yang terganggu atau diserang oleh kawanan monyet tersebut. Namun, kemunculan mereka yang berkoloni tentu membuat para pekerja merasa khawatir.