SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Umar Sholahuddin, pengamat politik dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) turut berkomentar maraknya spanduk coblos kotak kosong di Surabaya.
"Menurut saya hadir dan munculnya sebagian orang atau komunitas yang dukung kotak kosong, wajar saja. Ini sebagai ekspresi kekecewaan politik Terhadap ritual politik pilkada serentak di Surabaya, terutama lagi kepada parpol yang tak mampu menghadirkan kader dan calon kompetutor dalam sebuah kontestasi elektoral, " kata Umar, Senin 4 November 2024.
BACA JUGA:Spanduk Anda Memasuki Kawasan Kotak Kosong Bertebaran di Peneleh
Pilkada Surabaya dengan paslon tunggal, kata Umar, sejatinya tak ada kompetisi gagasan atau ide. Dan ini mereduksi makna demokrasi itu sendiri yang meniscayakan sebuah kompetisi yang sehat dan menyehatkan.
"Dalam konteks pilkada dengan palson tunggal seperti Surabaya, seharusnya KPU memberikan fasilitasi kampanye yang adil dan sama, baik untuk paslon maupun dengan pendukunh kotak kosong, " jelasnya.
Kembali ditegaskan Umar bahwa, KPU juga harus memberikan ruang yang sama, terutama bagi kalangan masyarakat yang ingin mengeskpresiken dukungan dalam bentuk apapun termasuk pemasangan spanduk untuk kotak kosong.
BACA JUGA:Misteri Hilangnya Ribuan Spanduk Coblos Kotak Kosong di Surabaya, Sabotase Redam Suara Rakyat?
"Biar nanti masyarakat yang akan menilai. Kedaulatan politik ada di tangan masyarakat pemilih. Karena itu dukungan terhadap kotak kosong adalah sesuatu yang wajar di Surabaya, " pungkasnya. (alf)