BLITAR, MEMORANDUM.CO.ID - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya bersama dengan Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar membantu masyarakat Desa Minggirsari, Kanigoro, Blitar untuk membuat bank sampah berbasis aplikasi Karung Berkah untuk Kelompok Swadaya Masyarakat Urup Noto Sari. Hal ini sekaligus sebagai implementasi atas diraihnya dana hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) 2024 dengan skema Pemberdayaan Desa Binaan.
Tim pengabdian Untag Surabaya terdiri dari beberapa akademisi lintas disiplin, yaitu Aris Heri Andriawan, S.T., M.T, Dheny Jatmiko, S.Hum., M.A, dan Endah Masrunik, S.E., M.M. dari Unisba Blitar. Kemudian untuk penanggung jawab kegiatan yakni Nuril Esti Khomariah, S.ST., M.T, dari Untag Surabaya.
Aplikasi Karung Berkah diterapkan sebagai solusi untuk mengelola bank sampah secara efisien di Desa Minggirsari. Aplikasi ini memfasilitasi masyarakat dalam mengelola sampah dengan sistem digital yang membantu pencatatan, pengumpulan, hingga pendistribusian sampah yang layak didaur ulang.
BACA JUGA:Membangun Jaringan dan Karier, Kisah Magang Mahasiswa Untag di Memorandum
Nuril Esti Khomariah, penanggung jawab kegiatan menjelaskan bahwa saat ini terdapat sekitar 160 pelanggan yang terdaftar dalam layanan pengelolaan sampah di desa, dengan biaya Rp25.000 per pelanggan per bulan. Namun, masalah utama yang dihadapi adalah sampah dari warga belum dipilah sehingga menambah beban pengelolaan sampah bagi pengelola.
“Kami memberikan alternatif dengan membuat aplikasi bank sampah berbasis sosiopreneur, di mana pengelola akan memberikan poin kepada pelanggan setiap kali mereka membuang sampah yang dapat didaur ulang. Poin-poin ini nantinya bisa ditukar dengan sembako di minimarket yang telah bekerja sama dengan desa, sehingga kebutuhan pokok mereka juga terpenuhi,” ujar Nuril Esti.
Ia menjelaskan bahwa Karung Berkah bukan sekadar aplikasi, tetapi merupakan langkah inovatif untuk mendukung ekonomi sirkular di tingkat desa. Dengan adanya aplikasi ini, masyarakat Desa Minggirsari diharapkan dapat mengubah sampah menjadi sumber penghasilan yang berguna dan membantu mengurangi volume sampah di lingkungan mereka.
BACA JUGA:Satu Bulan Magang, Sejuta Pengalaman, Mahasiswa Untag Ini Bawa Pulang Banyak Ilmu dari Memorandum
Sebagai proyek bersama antara Untag Surabaya dan Unisba Blitar, kegiatan ini juga memperkuat kolaborasi antar lembaga pendidikan untuk mengembangkan model pemberdayaan desa berbasis teknologi.
Program pendampingan ini akan berlangsung mulai Agustus hingga Desember. Dengan adanya aplikasi Karung Berkah masyarakat diharapkan dapat semakin aktif dalam memilah sampah dan memperoleh manfaat tambahan dari kegiatan tersebut.
"Saat ini kami terus melakukan pendampingan, tujuannya agar masyarakat nantinya terbiasa menggunakan aplikasi Karung Berkah, dan mendapat manfaat dari hal itu," katanya.
BACA JUGA:Rektor Untag Surabaya Raih Academic Leader 2024
Program ini diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah, tetapi juga membantu dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat serta memberikan nilai ekonomi bagi warga setempat.
"Harapannya, semua pelanggan ikut serta dalam program ini karena mereka akan mendapat keuntungan dalam bentuk barang di Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sehingga barang-barang di desa tetap laku, lingkungan tetap bersih, dan kesehatan masyarakat lebih terjaga," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Minggirsari Eko Hariadi sangat mendukung kegiatan ini. Menurutnya, dengan adanya aplikasi "Karung Berkah dapat membantu mengurangi sampah yang dapat didaur ulang.