"Kenapa dan alasannya tidak tahu. Kalau pun pedagang tidak boleh masuk, solusinya bagaimana agar ayam bisa tetap masuk dan memotong ayam di tempat. Dengan kebijakan itu kawatir omzer pedagang turun," keluh Thoim.
Selama ini, masih kata Thoim, pembeli banyak yang membeli ayam lalu dipotong di tempat. Kalau mengacu kebijakan itu, maka pemerintah harus menyediakan tempat pemotongan.
"Kalau kami disuruh potong di RPH tidak mau karena harus mengeluarkan biaya lagi," tandas dia.
BACA JUGA:Penataan Pasar Keputran Utara Amburadul, Lahan Parkir Jadi Lapak
Sementara Diah, pembeli ayam di Pasar Keputran Selatan, mengaku selama ini beli ayam di pedagang langganannya. Setiap 1 ekor ayam kampung hidup dan dipotong di tempat seharga Rp 80 ribu.
"Jika potong di tempat ada biaya tambahan Rp 5.000," jelas Diah.
Diah lebih suka beli ayam langsung dipotong di tempat. Selain ayam lebih fresh. Berbeda bila beli ayam yang sudah dipotong dan dijual per kilo. Kadang ayam kurang fresh.
BACA JUGA:Pasar Keputran Dirapikan, Pedagang Senang
"Kenapa saya beli ayam dan dipotong di tempat karena ayam jika dimasak lagi buat soto," ujar Diah, ibu satu anak ini.
Revitalisasi akan memakan empat bulan terhitung mulai Desember sampai April 2025. Setelah pembangunan selesai, pedagang akan dipindah kembali.
BACA JUGA:Sore ini, Pasar Keputran Dibuka Kembali
Rencananya pada 7 April 2025, pedagang sudah bisa kembali berjualan di gedung baru. Usai revitalisasi bangunan Pasar Keputran Selatan akan memfasilitasi total 308 stan. Stan kios 60 unit dan stan los 248 unit. (rio)