SURABAYA, MEMORANDUM - Kepala Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya Dr Rosidi Roslan SIP SKM SH MPH MH, baru-baru ini dinobatkan sebagai Tokoh Pembaharuan Wajah Karantina Kesehatan di Surabaya.
Apa saja kiat dan tips dari pria asli Padang ini? Di podcast Memorandum TV, Pak Ros-sapaan karibnya-berbicara panjang lebar bersama host Eko Yudiono. Di kesempatan tersebut, Pak Ros juga berbicara terkait vaksin meningitis yang kembali menjadi syarat wajib bagi jemaah umrah. Semua bisa disaksikan di Memorandum TV di Channel YouTube mulai Jumat, 2 Agustus 2024.
BACA JUGA:Tawari Korban Lowongan Kerja Menggiurkan, Pria di Gresik Gondol Motor Korban
Roslan menyebut, banyak perubahan di kementerian kesehatan. Ada beberapa perubahan terkait konsep. Namun, intinya adalah kekarantinaan kesehatan.
Seperti apa? “Kita merubah sesuatu yang sudah ada dan kita optimalkan. Ujung-ujungnya adalah masyarakat pengguna layanan kita agar menjadi lebih puas, dan kehadiran kita dirasakan,” ungkap Rosidi Roslan.
BACA JUGA:Unej dan Jerman Kolaborasi, Tingkatkan Kesejahteraan Petani Kecil dengan Teknologi Presisi
Lalu apa sebenarnya visi dari BBKK? “ Sebenarnya sama dengan visi dari Menteri Kesehatan yaitu melayani masyarakat dari sisi kesehatan. Dimudahkan, berurusan dengan kita terjangkau. Istilahnya pelayanan kesehatan. Biaya, tempat layanan, dan masyarakat layak mendapatkan layanan prima serta ada kepastian di sana,” jlentrehnya.
Mungkin banyak yang tidak tahu apa sebenarnya kekarantinaan kesehatan itu. “Mungkin dari tugas dan perannya khususnya di Jawa Timur itu tidak semua orang tahu. Nah, dengan kehadiran saya di podcast dan Memorandum memberi peluang mudah-mudahan ke depan banyak yang tahu,” imbuhnya.
BACA JUGA:Miris! Bapak Tiri di Bawean Tega Cabuli Anak di Bawah Umur
Kata Rosidi, inti tugas BBKK adalah cegah tangkal, keluar-masuknya penyakit dan faktor risiko kesehatan masyarakat yang berpeluang menimbulkan kedaruratan masyarakat.
“Masuknya dari mana, bandara bisa, pelabuhan juga lintas batas negara. Jangan sampai faktor penyakit yang bisa menimbulkan kedaruratan bisa masuk ke wilayah kerja kita,” paparnya.
Wilayah kerja BBK Surabaya, Tuban, Gresik, Surabaya, Juanda, Kalianget, dan Kediri.
BACA JUGA:PAN Usung Haji Beky Jadi Cawabup Blitar, Langsung Konsolidasi
“Kalianget meski jauh di mata dekat tapi di hati. Kami memanfaatkan teknologi. Aplikasi. Laporan, setiap Senin rapat koordinasi. Bersama Kawilker konsolidasi di Juanda sebagai kantor pusat. Teknologi zoom juga membuat kita makin dekat. Jadi gampang semuanya. Yang sulit itu hanya pikiran saja,” urainya.
Lalu, apakah ada kasus yang menonjol selama dipimpin Rosidi Roslan? “Sebenarnya bukan kasusnya, tapi bagaimana cara kita meresponsnya. Bagaimana meresponsnya kalau kasus terjadi sehingga tidak meluas dan tidak menimbulkan efek bagi masyarakat,” urainya.