“Misalnya hari ini diabetesnya 200. Masuk ke mata tidak mau keluar. Saat diabetes turun pasien tidak mau periksa berbahaya. Nah, suatu saat gulanya naik lagi jadi 200 berarti nambah lagi. Diabetes yang masuk ke mata bisa menyebabkan katarak lebih cepat. Jadi harus hati-hati,” bebernya.
Tahap-tahap pengobatan glaukoma antara lain, lebih cepat periksa lebih baik, apabila menggunakan kacamata minus harus periksa secara rutin, kalau ada sakit diabetes juga. Juga dengan pasien dengan hipertensi.Kalau tidak diobati tensinya bisa naik ke tekanan bola matanya. Pasien-pasien yang menggunakan steroid jangka lama.
“Kalau pasien sudah glaukoma harus dioperasi. Namun, awalnya kita berikan obat dulu, syaraf matanya masih bagus. Kita lakukan tindakan laser. Tapi operasi tidak bisa mengembalikan syaraf mata yang sudah mati. Namun kalau syaraf yang belum mati masih bisa di selamatkan dengan pengobatan,” paparnya.
Dokter Lydia berpesan, untuk menyayangi mata. “Mata jendela dunia. Dengan mata kita bisa bertemu dengan orang lain. Melihat pemandangan yang indah dan lebih percaya diri. Periksakan dokter mata terdekat secara rutin. Mencegah lebih baik daripada mengobati,” pungkasnya. (*)