MEMORANDUM, SURABAYA-Glaukoma salah satu penyakit mata yang sangat mengerikan. Karena adalah pencuri pengelihatan dan kebutaan kedua di dunia. Pertama katarak dan yang kedua adalah glaukoma.
Kebutaan karena glaukoma bersifat permanen. Kalau kebutaan karena katarak tidak bersifat permanen. Selengkapnya bisa disimak di podcast Memorandum TV bersama host Eko Yudiono yang akan tayang petang ini di channel YouTube Memorandum TV.
“Kalau katarak masih bisa kita sembuhkan dengan operasi kalau glaukoma walaupun sudah dioperasi kalau ada glaukomanya pengelihatannya akan kabur,” jelas dr Lydia.
BACA JUGA:Cetak 12 Gol, Messi Tinggalkan Inter Miami
Di Indonesia dari 1.000 orang, terdapat 4-5 yang terkena glaukoma. Penyebabnya karena keturunan. “Bapaknya, ibunya dan adik-adiknya terkena glaukoma. Glaukoma penyakit turunan bukan menular,” imbuh dokter cantik ini.
Berdasarkan anatomi bola mata, glaukoma sudut terbuka dan tertutup. “Jangan lupa, 80 persen tidak ada gejalanya. Jadi hati-hati,” jelasnya.
Pada glaukoma sudut terbuka, peningkatan tekanan seringkali kecil dan lambat. Pada glaukoma sudut tertutup, peningkatannya seringkali tinggi dan tiba-tiba. Kedua jenis ini dapat merusak saraf optik.
Sedangkan Glaukoma sudut tertutup adalah jenis glaukoma yang jarang terjadi secara mendadak, dimana tekanan di dalam mata mulai menumpuk sehingga menyebabkan nyeri pada mata. Nyerinya tidak bisa ditahan.
BACA JUGA:Kepemimpinan Messi di Copa America Diuji Saat Tak Muda Lagi
“Ini bisa terjadi tiba-tiba. Cekot-cekot kalau langsung bisa ditangani syaraf matanya yang mati tidak banyak, pasiennya bisa melihat. Ada juga pasien yang karena sakit kepala biasa diberi obat nyeri. Kalau ada keluhan kepala nyeri. Cekot-cekot bisa langsung periksa ke dokter,” bebernya.
Karena itu, deteksi sejak dini diperlukan.”Minimal harus periksa setahun sekali,” urainya. Glaukoma juga bisa terjadi pada bayi yang baru lahir.
Kata dr Lydia, tidak ada makanan yang bisa membuat penyakit glaukoma. “Semua pasien saya mesti nanya, apakah ada makanan yang menyebabkan glaukoma. Tidak ada sebenarnya. Jadi tidak ada makanan tertentu yang menyebabkan glaukoma,” urainya.
Dokter Lydia juga mewanti-wanti agar meminimalisir obat-obatan yang mengandung steroid dalam jangka panjang. Baik itu obat-obatan tetes atau yang diminum.
Sementara itu, glaukoma juga bisa terjadi karena diabetes. Pasien dengan diabetes yang berat, gampangannya masuk ke dalam mata.
BACA JUGA:Dr Lydia Nuradianti, Sp.M (K), Jangan Takut, Sunat Lebih Sakit dari Operasi Katarak