Dr Lydia Nuradianti, Sp.M (K), Jangan Takut, Sunat Lebih Sakit dari Operasi Katarak

Dr Lydia Nuradianti, Sp.M (K), Jangan Takut, Sunat Lebih Sakit dari Operasi Katarak

Dr Lydia Nuradianti, Sp.M (K) bersama host Podcast Memorandum TV Eko Yudiono.--

SURABAYA, MEMORANDUM-Dokter spesialis mata di RS Mitra Keluarga, Pondok Tjandra, dr Lydia Nuradianti, Sp.M (K) berbicara panjang lebar mengenai penyakit katarak dan glaucoma di Podcast Memorandum TV, Jumat malam, 3 November 2023.

Dokter cantik ini mengatakan bahwa, mata adalah jendela dunia. Sebab, dari mata turun ke hati. Karena itu, Masyarakat hendaknya selalu menjaga Kesehatan mata. Karena mata adalah salah satu indera manusia yang sangat berharga. 

Di awal podcast, dr Lydia mengatakan bahwa, semua manusia akan katarak pada waktunya. “Artinya katarak bisa terjadi pada siapa saja. Mulai dari anak-anak, remaja hingga orangtua. Namun memang katarak diderita oleh 80 persen manusia dan 20 persennya anak-anak,” ungkap dr Lydia.

BACA JUGA:Masa Jabatan Gubernur Khofifah Berakhir 31 Desember 2023

Jika terjadi pada anak-anak kemungkinan besar menurut dia, ketika hamil, ibu bayi tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. Juga bisa terjadi karena kecelakaan. Untuk yang terjadi pada orangtua kebanyakan karena degenerasi.

BACA JUGA:Minimalisir Kenakalan Remaja, Pengamat: Wujudkan Ruang Kegiatan Positif

Deteksi dini pada bayi bisa dilakukan dengan cara melihat pupil bayi. Jika ada titik putih seperti tembok pada bayi kemungkinan besar katarak dan, harus segera diperiksakan ke dokter.

Lalu, bagaimana cara penyembuhan katarak? Jalan satu-satunya menurut dokter Lydia adalah dengan operasi. “Orang-orang kalau mendengar operasi katarak terkadang ketakutan. Padahal tidak seperti itu. Ada yang bilang bola matanya dicopot ditaruh di luar. Kalau seperti itu dokternya juga akan lari,” urainya.

Prosedur operasi katarak menurutnya tidak serumit dan semenakutkan seperti kelihatannya. Bahkan, kata dr Lydia, operasi katarak hanya memakan waktu sekitar 15 menit saja. “Lukanya hanya sekitar 2,5 sampai 2,75 milimeter, Biusnya menggunakan obat tetes dan tanpa jahitan. Jadi teknisnya, katarak itu dipecah di dalam lalu  dikumpulkan dan disedot menggunakan alat seperti sedotan. Setelah itu dipasang lensa baru,” jlentrehnya.

Setelah operasi katarak dan jika saraf mata pasien sehat, dr Lydia menjamin pengelihatan akan menjadi terang benderang. 

Istri dari dr Nirapambudi Devianto, Sp.PD menambahkan, kebutaan bisa dicegah dengan operasi katarak. “Jika dokter menyarankan operasi katarak segera lakukan. Operasi katarak tidak sakit karena lebih sakit dari melahirkan. Untuk laki-laki juga lebih sakit dari sunat,” imbuhnya.

Ia juga menyarankan pentingnya mengecek setiap hari ksehatan mata. “Caranya dengan menutup satu mata. Supaya tahu matanya masih normal apa nggak,” tambahnya.

Di kesempatan itu, dr Lydia juga menyampaikan bahayanya  glaukoma.  Ia menjelaskan, galukoma pencuri penglihatan dan tanpa gejala.

“Gejala dan penyebab glaukoma sebagian besar karena peningkatan tekanan intraokular yang ada di dalam mata,” bebernya. 

Sumber: