Bau Tak Sedap Pemicu Serambi Ampel Sepi Pengunjung

Selasa 14-05-2024,13:00 WIB
Reporter : Alif Bintang
Editor : Fatkhul Aziz

SURABAYA, MEMORANDUM - Serambi Ampel, pusat kuliner di kawasan wisata religi Sunan Ampel yang baru diresmikan pada awal Maret lalu kondisinya memprihatinkan, Selasa, 14 Mei 2024.

Toilet kotor, bau tidak sedap, dan banyak perkakas berserakan jadi gambaran umum. Akibatnya, Serambi Ampel sepi pengunjung. Kondisi ini otomatis berdampak terhadap omzet puluhan pedagang yang melapak di sana.

Tri Nuraini, salah satunya. Dia pemilik stan minuman di B-F6. Perempuan berhijab ini mengeluhkan sepinya Serambi Ampel. Sejak dibuka dua bulan yang lalu hingga sekarang tidak ada perubahan. Tetap sepi.

“Sepine nemen (sepinya kebangetan). Ramainya hanya pas ada acara saja,” kata Tri.

BACA JUGA:Polsek Semampir Pastikan Situasi Wisata Religi Sunan Ampel Aman dan Kondusif

Menurut dia, bau tidak sedap jadi pemicu Serambi Ampel tak dilirik pengunjung. Lalu ada tarif parkir untuk kendaraan. Sehingga membuat pengunjung enggan datang.

Selain itu, juga tidak ada sesuatu yang menarik di dalam sentra kuliner bekas rumah pemotongan babi itu. Paling pol hanya ada tempat perosotan bagi anak-anak.

“Salah satu penyebab sepinya itu karena di sini baunya tidak enak, bau hewan sapi. Pengunjung yang datang mengeluhkan itu terus. Akhirnya sepi, baik siang maupun malam hari,” tandasnya.

Tri Nuraini merupakan pedagang yang terdampak relokasi. Sebelumnya, dia berdagang di depan pintu masuk wisata religi Sunan Ampel. Setelah dipindah, omzetnya menurun drastis.

BACA JUGA:Penataan Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel dan Kota Lama Surabaya Ditargetkan Tuntas Mei 2024

Dalam sehari, Tri Nuraini hanya meraup Rp20-30 ribu. Malah pernah hanya pulang dengan Rp4 ribu. Saking sepinya Serambi Ampel.

Padahal di tempat sebelumnya, dia bisa mengantongi Rp300-400 ribu dalam sehari. “Harapannya ada live music atau apa gitu supaya bisa menarik pengunjung untuk datang, sama baunya ini gimana ya,” harap ibu dua orang anak ini.

Hal senada diutarakan Sri, pemilik stan C-P8. Dia berpendapat bahwa Serambi Ampel tak ada bedanya dengan kuburan.

Kendati masih digratiskan dan tak dipungut biaya stan, namun apabila kondisi sepi tersebut tak segera ditangani, maka bisa berdampak terhadap kesejahteraan para pedagang.

BACA JUGA:Serambi Ampel Diresmikan, DPRD Surabaya Harap Dapat Tingkatkan Perekonomian UMKM

Kategori :