Serambi Ampel Sepi, Dewan Minta Pemkot Lakukan Inovasi

Serambi Ampel Sepi, Dewan Minta Pemkot Lakukan Inovasi

Serambi Ampel tampak sepi.-Alif Bintang-

SURABAYA, MEMORANDUM - Sepinya sentra kuliner Serambi Ampel mendapat sorotan dari legislatif. Anggota DPRD Surabaya Camelia Habiba mengatakan, kondisi para pedagang yang berjualan di sana merana akibat tak memperoleh penghasilan yang cukup.

Karena itu, dewan mendesak pemerintah kota hadir memberikan solusi. Camelia menyarankan agar memasukkan elemen live music supaya suasana Serambi Ampel lebih hidup. Dengan ini nantinya secara perlahan akan mengerek pengunjung untuk datang.

“Kasihan pedagang yang berjualan di sana, makanan sampai ada yang basi karena 3 hari tidak laku terjual. Pemkot harus hadir cari solusi. Libatkan dinas pariwisata untuk menggagas ide kreatif. Bisa dengan menambahkan live music religi setiap hari Sabtu dan Minggu,” kata politisi PKB ini, Rabu, 15 Mei 2024.

Menurut telaah Camelia, banyak pedagang Serambi Ampel yang sudah keluar dari sana akibat sepi pembeli. Para pedagang memutuskan berjualan di pinggir jalan lagi.

BACA JUGA:Bau Tak Sedap Pemicu Serambi Ampel Sepi Pengunjung

Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka tak menutup kemungkinan Serambi Ampel nantinya mati suri.

“Dinas pariwisata punya seniman banyak. Tinggal diberdayakan. Minta mereka mengisi di situ. Tentunya dengan musik yang Islami karena Serambi Ampel masuk ke dalam kawasan religi,” tuntas Camelia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Serambi Ampel, pusat kuliner di kawasan wisata religi Sunan Ampel yang baru diresmikan pada awal Maret lalu kondisinya memprihatinkan.

Toilet kotor, bau tidak sedap, dan banyak perkakas berserakan jadi gambaran umum. Akibatnya, Serambi Ampel sepi pengunjung. Kondisi ini otomatis berdampak terhadap omzet puluhan pedagang yang melapak di sana.

BACA JUGA:Serambi Ampel Diresmikan, DPRD Surabaya Harap Dapat Tingkatkan Perekonomian UMKM

Tri Nuraini, salah satunya. Dia pemilik stan minuman di B-F6. Perempuan berhijab ini mengeluhkan sepinya Serambi Ampel. Sejak dibuka dua bulan yang lalu hingga sekarang tidak ada perubahan. Tetap sepi.

“Sepine nemen (sepinya kebangetan). Ramainya hanya pas ada acara saja,” kata Tri. (bin)

Sumber: