umrah expo

Waspada Penularan TBC, Dinkes-PPKB Kota Madiun Genjot Deteksi Dini dan Skrining Digital

Waspada Penularan TBC, Dinkes-PPKB Kota Madiun Genjot Deteksi Dini dan Skrining Digital

Dinkes-PPKB melakukan monev public private mix bersama Tim Percepatan Penanggulangan TBC Kota Madiun.--

MADIUN, MEMORANDUM.CO.ID - Tingginya kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi perhatian nasional, termasuk di Kota Madiun. Menindaklanjuti kondisi tersebut, Pemkot Madiun melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-PPKB) menggelar monitoring dan evaluasi (Monev) public private mix bersama Tim Percepatan Penanggulangan TBC Kota Madiun di Kantor Kecamatan Taman, Selasa, 18 November 2025.

“Pertemuan ini sangat strategis karena TBC merupakan salah satu fokus utama dari Presiden Prabowo Subianto. Di Indonesia masih cukup tinggi kasusnya, di Kota Madiun juga,” ujar Sekretaris Daerah Kota Madiun, Soeko Dwi Handiarto.

BACA JUGA:Pemkot Madiun Tunda Pengadaan Incinerator karena Dapat Program TPS3R dari Pusat


Mini Kidi--

Soeko menjelaskan, dari hasil monev ditemukan sejumlah hambatan dalam menekan angka TBC. Salah satunya sulitnya menemukan penderita TBC secara langsung oleh petugas kesehatan. Diperkirakan terdapat 1.355 kasus TBC di Kota Madiun, namun hingga kini baru 1.055 kasus yang ditemukan atau sekitar 78 persen.

“Dengan pertemuan ini, tim mampu memahami permasalahannya seperti apa, tugasnya juga seperti apa. Kemudian bisa menyusun rencana aksi dan segera menyelesaikan permasalahan,” jelasnya.

Ia menambahkan, deteksi dini ke masyarakat harus lebih dimasifkan. Mengingat TBC merupakan penyakit yang mudah menular dan perlu segera ditangani. “Penyakit TBC ini hampir seperti COVID. Begitu satu kena, bakal cepat menular. Maka perlu segera ditanggulangi,” tegasnya.

BACA JUGA:Pemkot Madiun Percepat Serah Terima PSU, 11 Perumahan Siap Masuk Tahap BAST

Sementara itu, Kepala Dinkes-PPKB Kota Madiun, Denik Wuryani, mengungkapkan adanya inovasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupa aplikasi E-Tibi, yang memungkinkan masyarakat melakukan skrining TBC secara mandiri. Dengan menjawab beberapa pertanyaan, masyarakat bisa mengetahui indikasi awal dan diarahkan ke fasilitas kesehatan untuk tindak lanjut.

“Ini lebih mudah karena sederhana, tinggal menjawab beberapa pertanyaan. Jika ada yang positif, akan diarahkan ke puskesmas atau faskes untuk dilakukan tindak lanjut,” jelasnya.

BACA JUGA:Pemkot Madiun Tak Ambil Pusing Status Darurat Sampah dari Kementerian

Selain pemanfaatan teknologi, Dinkes juga aktif melakukan jemput bola di kelurahan yang memiliki kasus tinggi. Termasuk menjalin kerja sama dengan lapas, kemenag serta instansi terkait antara lain dengan Dinas Pendidikan, dinas sosial pemberdayaan perempuan dan Anak, dinas Tenagakerja koperasi usaha kecil dan menengah serta seluruh fasilitas kesehatan untuk memperkuat investigasi kasus.

“Segala upaya kita lakukan untuk menemukan kasus TBC. Kita juga memasukkan skrining TBC pada saat cek kesehatan gratis,” tandas Denik. (adv)

Sumber: