Eliminasi TBC di Gresik Dipercepat, Kolaborasi Lintas Sektor Diperkuat Hingga ke Desa

Eliminasi TBC di Gresik Dipercepat, Kolaborasi Lintas Sektor Diperkuat Hingga ke Desa

Wabup Gresik Asluchul Alif memimpin rapat koordinasi kebijakan percepatan eliminasi TBC.--

GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - Program percepatan eliminasi Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten GRESIK terus diperkuat. Upaya terbaru yang dilakukan pemkab yakni dengan penguatan kebijakan, peningkatan skrining, hingga kolaborasi lintas sektor.

Wakil Bupati Gresik dr. Asluchul Alif menyampaikan, hingga tahun 2025, capaian skrining terduga TBC di Gresik menunjukkan hasil yang sangat signifikan. Bahkan disebut melampaui target nasional.

BACA JUGA:Tingkatkan Pelayanan Publik, 27 Pejabat Pemkab Gresik Ikuti Pelatihan Kepemimpinan


Mini Kidi--

Data Dinas Kesehatan Gresik mencatat, terduga TBC yang berhasil dilakukan skrining mencapai 24.431 orang atau 119 persen dari target 20.544 orang. Capaian itu melanjutkan tren positif yang dilakukan sejak tahun 2023. 

Gencarnya skrining yang dilakukan itu untuk memutus penularan yang terjadi akibat pengidap yang tak terdeteksi. Selain itu, upaya itu juga penting agar pengobatan dapat segera dilakukan untuk mempercepat eliminasi TBC.

BACA JUGA:Pemkab Gresik Mulai Pembangunan Gedung Permanen Sekolah Rakyat di Desa Raci Tengah

Meski mencatat jumlah skrining yang masif, Alif tetap menyoroti rendahnya penemuan kasus TBC pada tahun 2025, yang baru tercatat sebanyak 3.047 kasus atau 72 persen dari target 4.227 kasus. Menurun dari tahun 2023 yang mencapai 98 persen.

“Kita perlu menelusuri dan menindaklanjuti secara cermat, apakah penurunan ini karena penularan yang benar-benar menurun atau justru masih banyak kasus yang belum terdeteksi,” ujar Alif, Rabu 17 Desember 2025.

Salah satu daerah yang paling rendah temuan kasus TBC adalah di Kecamatan Tambak, Pulau Bawean. Menurut Alif, Dinkes perlu mencermati secara objektif dan tidak tergesa mengartikannya sebagai wilayah bebas TBC.

BACA JUGA:Peringati Hari Bakti PU Ke-80, Pemkab Gresik Tanam Pohon di Waduk Mentaras

“Jangan sampai (rendahnya temuan di Tambak) bukan karena tidak ada kasus, tetapi karena keterbatasan akses layanan dan deteksi yang belum optimal,” tuturnya.

Ia menilai, keterbatasan fasilitas pemeriksaan jadi tantangan dalam menemukan kasus di wilayah Pulau Bawean. Dirinya pun meminta segera tersedia layanan Tes Cepat Molekuler (TCM) di Puskesmas Tambak pada tahun 2026. 

“Dengan adanya TCM, proses diagnosis TBC bisa dilakukan lebih cepat dan akurat,” ucapnya.

Sumber: