umrah expo

Tiga Bocah di Kupang Panjaan Terserang DBD: Warga Minta Fogging, Ini Penjelasan Lurah

Tiga Bocah di Kupang Panjaan Terserang DBD: Warga Minta Fogging, Ini Penjelasan Lurah

Fogging di permukiman warga di Jalan Kupang Panjaan untuk mencegah penyakit demam berdarah dague (DBD). -Oskario Udayana-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Peristiwa demam berdarah dengue (DBD) kembali menghantui Surabaya. Tiga anak di RW 05 Kupang Panjaan, Kelurahan Dr Soetomo, dilaporkan terserang penyakit ini dalam dua minggu terakhir. Khawatir penyebaran meluas, warga meminta dilakukan fogging di permukiman dan sekolah-sekolah terdekat.

BACA JUGA:Tiga Bocah di Kupang Panjaan Terserang DBD, Warga Minta Fogging 

Menanggapi hal itu, Lurah Dr Soetomo, Nur Ratna Wulan, menjelaskan strategi pencegahan DBD di wilayahnya. Dia menekankan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara masif, terutama di musim pancaroba.  Kerja sama dengan puskesmas juga terus dilakukan untuk memantau dan memberikan informasi terkait kasus DBD.


Mini Kidi-- 

"Tidak semua kasus demam merupakan DBD. Setelah dilakukan tes darah, beberapa kasus ternyata disebabkan oleh penyakit lain seperti tifus. Oleh karena itu, warga diimbau untuk segera melapor ke pihak kelurahan jika mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi," kata Wulan.

BACA JUGA:Wabah DBD Serang Warga Surabaya, Bocah Kecamatan Tegalsari Meninggal Dunia 

Upaya pencegahan lain yang dilakukan adalah kerja bakti rutin setiap minggu di seluruh wilayah Kelurahan Dr Soetomo.  Lurah Wulan juga berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya untuk memastikan pengangkutan sampah berjalan lancar.

Soal permintaan fogging dari warga, Wulan memberikan penjelasan. Banyak warga yang meminta fogging, namun tidak semua permintaan tersebut dikabulkan Puskesmas. Hasil lab menunjukkan beberapa kasus bukan DBD, melainkan panas dan penyakit lain. Fogging pada area sehat justru berbahaya karena insektisida dapat menjadi racun.

BACA JUGA:Kasus DBD di Surabaya Naik 8,45 Persen 

"Banyak warga yang minta fogging namun tidak dikasih oleh puskesmas. Kemudian saya konfirmasi kata puskesmas ternyata hasil lab ternyata tidak positif demam berdarah, ternyata ada yang tipes dan penyakit lain. Makanya kalau disemprot akan menjadi racun di wilayah yang sehat. Info ini kami sampaikan ke grup RT/RW. Baik dampak positif dan negatifnya fogging," ungkap Wulan.

Beberapa alasan lebih detail mengapa fogging tidak boleh dilakukan sembarangan. Resistensi Nyamuk, penggunaan insektisida yang berlebihan dan tidak tepat sasaran dapat menyebabkan nyamuk menjadi resisten terhadap insektisida tersebut.

BACA JUGA:Antisipasi DBD Jelang Pancaroba, Fogging Digencarkan di Balas Klumprik 

"Hal ini berarti nyamuk akan lebih tahan terhadap insektisida, sehingga fogging menjadi kurang efektif," jelas Wulan.

Kemudian pencemaran lingkungan. Mrnurut Wulan, insektisida yang digunakan dalam fogging dapat mencemari lingkungan, termasuk tanah, air, dan tumbuhan. Hal ini dapat berdampak buruk pada ekosistem dan kesehatan manusia.

BACA JUGA:DBD Mengancam Jelang Musim Hujan, Dinkes Surabaya Lakukan Berbagai Upaya Pencegahan dan PSN 

"Risiko Keracunan. Insektisida yang disemprotkan selama fogging dapat terhirup oleh manusia, terutama anak-anak dan orang yang memiliki alergi. Hal ini dapat menyebabkan keracunan dan masalah kesehatan lainnya, seperti iritasi saluran pernapasan, mata, dan kulit," papar Wulan.

Efektivitas yang terbatas. Fogging hanya efektif dalam membunuh nyamuk dewasa yang terbang. Namun, nyamuk juga bertelur dan berkembang biak dalam tahap larva di air. Fogging tidak efektif dalam membunuh telur, jentik, dan larva nyamuk, sehingga tidak bisa menghentikan siklus hidup nyamuk.

BACA JUGA:Penolakan Fogging Jadi Kendala Penanggulangan DBD di Surabaya 

Fogging yang dilakukan sembarangan, misalnya oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat menyebabkan insektisida tidak terdistribusi dengan baik dan tidak efektif dalam membunuh nyamuk.

Oleh karena itu, fogging harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada RT/RW, KSH yang rutin memeriksa jentik dan kerja bakti untuk pencegahan DBD," pungkas Wulan.

BACA JUGA:Waspada DBD di Surabaya, Puluhan Rumah Difogging 

Seperti yang diberitakan sebelumnya, peristiwa DBD kembali menghantui Surabaya.  Tiga anak di RW 05 Kupang Panjaan, Kelurahan Dr Soetomo, dilaporkan terserang penyakit ini dalam dua minggu terakhir.  Khawatir penyebaran meluas, warga setempat meminta dilakukan fogging di permukiman dan sekolah-sekolah terdekat. (rio)

Sumber: