umrah expo

PD Pasar Surya Akui Pemotongan Unggas Masih Berlangsung di Pasar

PD Pasar Surya Akui Pemotongan Unggas Masih Berlangsung di Pasar

Aktifitas pemotongan unggas di Pasar Keputran Selatan.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya, Agus Priyo, membenarkan bahwa aktivitas pemotongan unggas masih marak dilakukan di dalam area Pasar tradisional di Surabaya. 

Praktik ini umumnya terjadi pada dini hari, seperti yang terlihat di Pasar Keputran Selatan, sesaat sebelum karkas ayam didistribusikan kepada pemesan.

BACA JUGA:Jagal Unggas di Pasar Masih Marak, DPRD Surabaya Soroti Dampak Kesehatan dan Lingkungan


Mini Kidi--

Agus mengungkapkan, volume pemotongan unggas di pasar-pasar yang berada di bawah naungan PD Pasar Surya tergolong tinggi. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam penataan pasar basah di Kota Pahlawan.

"Karena seluruh pasar di bawah PD Pasar Surya sehari bisa mencapai 25 ribu ekor unggas," ujar Agus Priyo kepada Memorandum. 

BACA JUGA:Komisi B DPRD Surabaya Dorong Regulasi Tegas Rumah Pemotongan Unggas

Terkait kekhawatiran mengenai sanitasi dan limbah akibat aktivitas tersebut, Agus mengklaim bahwa pasar-pasar utama yang memiliki aktivitas pemotongan, seperti Pasar Keputran Selatan dan Pasar Wonokromo, telah dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

"Di Keputran Selatan sudah kami siapkan IPAL. Jadi nanti limbah darah masuk ke IPAL. Di Pasar Wonokromo juga sudah ada," tegasnya.

Meski demikian, ia mengakui tidak menghafal secara rinci berapa jumlah total pasar yang saat ini terdapat aktifitas  pemotongan unggas di tempat. Ia hanya memastikan bahwa aktivitas tersebut tidak terjadi di seluruh pasar yang dikelola BUMD tersebut.

BACA JUGA:DPRD Surabaya Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem, Minta Perkuat Peran Satgas Kampung

Perlu diketahui sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang sebelumnya melarang adanya pemotongan unggas di dalam pasar. Pemkot Surabaya sebenarnya telah menyediakan Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) di kawasan Jeruk, Lakarsantri, sebagai pusat pemotongan yang lebih modern, higienis, dan terjamin kehalalannya.

Namun, Agus Priyo menilai pemusatan seluruh aktivitas pemotongan ke RPHU Jeruk saat ini belum sepenuhnya realistis mengingat volume kebutuhan unggas yang sangat besar.

"Sepertinya belum muat kalau seluruh potong unggas difokuskan ke RPHU Jeruk," ungkapnya.

Sumber: