umrah expo

Wujud Pelestarian Budaya, Ketua Yayasan Ethnic Indonesia Harap Pemerintah Bangun Museum Keris

Wujud Pelestarian Budaya, Ketua Yayasan Ethnic Indonesia Harap Pemerintah Bangun Museum Keris

Pagelaran Budaya Tosan Aji Nusantara di Balai Pemuda berlangsung semarak.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Ketua Yayasan Ethnic Indonesia Berbagi, KRA Rivo Cahyono Setyonegoro, menegaskan pentingnya pelestarian budaya Nusantara, khususnya pusaka keris, sebagai identitas bangsa. Hal itu disampaikan dalam penutupan Pagelaran budaya Tosan Aji Nusantara yang digelar pada 17–21 November 2025 di Balai Pemuda Surabaya.

Rivo menyatakan, yayasan yang dipimpinnya dibentuk sebagai wadah untuk mendukung berbagai unsur budaya Indonesia, mulai dari keris, batik, hingga kuliner tradisional. Menurutnya, pelestarian budaya tidak boleh berhenti pada seremoni, tetapi harus memberikan ruang yang berkelanjutan bagi generasi muda.

“Misi kami sederhana, hadir dan mendukung pelestarian budaya semampu yang kami bisa. Banyak kegiatan yang bergerak dari komunitas dan pendanaan mandiri, tetapi semangat kami tidak pernah surut,” ujarnya.

BACA JUGA:Gelar Budaya di Lahan Parkir Dishub, Polsek Wiyung Jamin Keamanan Sedekah Bumi


Mini Kidi--

Rivo juga menyoroti perlunya pendekatan kreatif dalam mengenalkan pusaka kepada generasi muda. Ia mencontohkan kolaborasi yayasan dalam International Gaming Festival di Jakarta yang berhasil menarik perhatian ribuan pemuda terhadap budaya keris.

"Ketika anak muda melihat keris secara langsung, muncul rasa penasaran. Inilah yang perlu terus kita dorong,” katanya.

Rivo menjelaskan, pameran ini juga dalam rangka memperingati 20 tahun penetapan Keris sebagai Warisan Budaya tak benda dunia oleh UNESCO. Keris menjadi salah satu mahakarya terbesar nusantara, pusaka yang bukan hanya senjata, tetapi simbol filosofi, spiritualitas, dan identitas bangsa.

BACA JUGA:Kurator Keris Raih Legitimasi, Warisan Nusantara Kian Terjaga

Namun, kata Rivo, selama ini pameran, edukasi, hingga festival keris di Surabaya lebih banyak digerakkan oleh pihak swasta, komunitas, dan para pecinta budaya. Mereka berjalan dengan semangat, dengan biaya mandiri, karena kecintaan pada warisan leluhur.

"Karena itu, melalui momentum ini, kami ingin menyampaikan harapan besar kepada pemerintah, khususnya Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur," tuturnya.

"Sudah saatnya Surabaya memiliki Museum Keris yang representatif, sebagai pusat edukasi, konservasi, penelitian, dan diplomasi budaya. Kota sebesar Surabaya tidak boleh hanya menjadi penonton, sementara warisan dunia seperti keris justru digerakkan oleh komunitas tanpa dukungan fasilitas permanen," sambung Rivo. 

BACA JUGA:Dari Kolektor Jadi Pelestari: Rivo Cahyono Angkat Keris sebagai Simbol Budaya dan Investasi Berharga

Menurutnya, museum keris bukan hanya bangunan, tetapi simbol penghormatan negara pada budaya. Tempat di mana generasi muda dapat belajar bahwa keris bukan mitos, bukan sekadar benda lama, tetapi karya teknologi metalurgi tinggi dan filosofi luhur yang diakui dunia.

Sumber: