Peningkatan Kasus Obesitas Anak Ancam Generasi Emas 2045, Unusa dan Unicef Galakkan Kampanye

BACA JUGA:730 Tahun Surabaya, Unicef: Saatnya Naik Kelas Jadi Kota Layak Anak Dunia

Ia menekankan pentingnya peran aktif orang tua dalam memberikan edukasi gizi dan membiasakan pola makan sehat pada anak.

Anjuran konsumsi minimal lima porsi buah dan sayur sehari serta kebiasaan membaca label gizi pada makanan kemasan menjadi sorotan.

"Kebiasaan makan di rumah dan dukungan orang tua dalam menyediakan makanan sehat sangat krusial," tambahnya.

BACA JUGA:Unicef Siap Dampingi Surabaya Menuju Kota Layak Anak Dunia

Selain nutrisi, aktivitas fisik juga menjadi kunci. Karina mendorong agar anak-anak membiasakan diri berolahraga, bahkan di dalam ruangan sekalipun. 

“Olahraga bisa dilakukan di mana saja dan menjadi penyeimbang asupan gizi yang baik," jelasnya.

BACA JUGA:Upaya Tangani Anak tidak Sekolah, Pemkab Mojokerto Gandeng Unicef

Sementara itu, Analis Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Budi Indrawati SKM MM menyoroti rendahnya pemahaman masyarakat bahwa obesitas adalah penyakit sebagai kendala utama.

"Banyak yang masih menganggap obesitas sekadar masalah penampilan. Padahal, ini adalah kondisi medis yang bisa memicu penyakit kronis," ungkapnya.

BACA JUGA:Pemkot Surabaya Libatkan Unicef Wujudkan Kota Layak Anak Dunia

Sedangkan Ketua LPPM Unusa Achmad Syafiuddin SSi MPhil PhD menegaskan bahwa pencegahan obesitas memerlukan pendekatan multi-aspek.

Ia menekankan pentingnya gaya hidup aktif, mengurangi waktu di depan layar, dan mendorong aktivitas luar ruangan pada anak-anak.

"Anak-anak zaman sekarang kurang terpapar kegiatan di luar. Mereka lebih nyaman dengan aktivitas minim gerak di dalam ruangan. Melalui pendekatan ini, kita berharap dapat mewujudkan generasi dengan status dan literasi gizi yang baik pada 2045," harapnya. (bin)

Sumber: