Bunuh Diri Bukan Solusi, Ini Penyebabnya
--Unsplash
Masalah dalam hubungan interpersonal, seperti perceraian, perpisahan, atau konflik keluarga, dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
Masalah-masalah ini dapat menyebabkan perasaan kesepian, isolasi, dan putus asa, yang dapat mendorong seseorang untuk bunuh diri.
5. Krisis Keuangan
Kesulitan keuangan yang parah, seperti kehilangan pekerjaan, kebangkrutan, atau hutang yang menumpuk, dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
Krisis keuangan dapat menyebabkan stres yang luar biasa, kecemasan, dan perasaan tidak berdaya, yang dapat mendorong seseorang untuk bunuh diri.
6. Penyakit Kronis
Penyakit kronis, seperti kanker, penyakit jantung, atau diabetes, dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
Penyakit kronis dapat menyebabkan rasa sakit fisik dan emosional yang signifikan, serta perasaan putus asa dan tidak berdaya. Selain itu, efek samping dari pengobatan penyakit kronis juga dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
BACA JUGA:Biro Jasa Samsat Tewas di Sumur Kontrakan, Bunuh Diri?
7. Penindasan dan Pelecehan
Penindasan dan pelecehan, baik secara fisik, verbal, maupun seksual, dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
Pengalaman ini dapat menyebabkan perasaan malu, tidak berharga, dan putus asa, yang dapat mendorong seseorang untuk bunuh diri.
8. Riwayat Bunuh Diri dalam Keluarga
Memiliki anggota keluarga yang pernah bunuh diri dapat meningkatkan risiko bunuh diri. Hal ini mungkin karena faktor genetik atau karena seseorang belajar perilaku bunuh diri dari anggota keluarga mereka.
Penting untuk diingat bahwa bunuh diri dapat dicegah. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera cari bantuan. Beri mereka support untuk tetap bisa menjalani hidup dan dampingi mereka. Kuatkan spiritualnya, mentalnya, dan bantu mereka untuk terhindar dari hal-hal buhuh diri dan pikiran negatif lainnya.(mg4)
Sumber: