ExxonMobil Cepu Limited dan Nelayan Berbagi Perspektif untuk Menjaga Zona Keselamatan FSO Gagak Rimang
ExxonMobil Cepu Limited dan Nelayan Berbagi Perspektif untuk Menjaga Zona Keselamatan FSO Gagak Rimang--
BOJONEGORO, MEMORANDUM - Puluhan nelayan dari berbagai wilayah di Kabupaten Tuban berkumpul dalam dialog keselamatan. Mereka membahas bagaimana menjaga keselamatan dan keamanan di laut bersama Himpunan nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, dan perwakilan TNI Angkatan Laut.
“Ini adalah pertemuan rutin kami para nelayan yang didukung EMCL agar kita bisa saling menjaga keselamatan saat melaut dengan tetap menjaga keamanan di kawasan zona keselamatan FSO Gagak Rimang,” ucap Faisol Rozi, ketua HNSI Cabang Tuban pada Rabu 3 April 2024, petang.
BACA JUGA:SKK Migas Apresiasi Program Penghijauan dan Sosialisasi Zona Keamanan FSO Gagak Rimang
Faisol mengakui masih ada nelayan yang nekat masuk zona terbatas dan terlarang di sekitar Kapal Alir Muat Terapung (Floating Storage & Offloding/FSO) Gagak Rimang. Namun, tidak selalu nelayan dari Tuban. Ada pula yang dari luar kabupaten, bahkan luar pulau.
Dia menilai diskusi semacam ini penting untuk diselenggarakan. Artinya, semua bisa memberikan masukan dan pendapat, serta menyampaikan kondisi masing-masing.
“Saya sangat mengapresiasi EMCL yang terus menjalin hubungan baik dengan para nelayan. Komunikasi yang baik seperti ini telah mampu mengurangi banyak potensi pelanggaran,” ucapnya.
Faisol menegaskan bahwa menjaga keselamatan saat melaut adalah tanggung jawab setiap nelayan. Saling menjaga dan saling mengingatkan adalah budaya baik para leluhur para nelayan yang harus terus dipertahankan.
BACA JUGA:Gagasan Udheng Samin, Bentuk Pemkab Bojonegoro Lestarikan Budaya dan Kearifan Lokal
Pernyataan senada disampaikan Camat Palang, Daryuti. Menurutnya, aset negara berupa pipa minyak Banyu Urip dan Kapal Alir Muat Terapung yang berada di laut Tuban harus betul-betul dijaga bersama. Produksi minyak nasional dari objek vital nasional ini menjadi tumpuan negara.
“Menjaga jarak dari objek vital nasional FSO Gagak Rimang berarti menaati peraturan, dan itu harus kita patuhi demi keselamatan bersama,” ujarnya.
BACA JUGA:Langkah Pemkab Bojonegoro Gelar Pasar Murah untuk Menekan Inflasi Diapresiasi Pj Gubernur Jatim
Nelayan asal Kelurahan Kingking, Slamet Widodo mengaku senang dengan kegiatan ini. Sebagai ketua Rukun Nelayan dia merasa punya tanggungjawab untuk menjaga sesama anggotanya agar selamat dan patuh pada aturan negara.
“Terima kasih banyak kepada EMCL yang memfasilitasi pertemuan ini. Setelah ini kami akan mensosialisasikan kepada angggota kami,” tukasnya.
BACA JUGA:Pemkab Bojonegoro Sosialisasi Pangan Bergizi Seimbang, Wujudkan Masyarakat Sehat dan Produktif
Sumber: