Setiap Beraksi Pasti Dapat Hasil

Setiap Beraksi Pasti Dapat Hasil

SURABAYA - Anggota Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya menembak mati seorang jambret yang kerap melakukan aksinya di Surabaya Barat, Selasa (5/2) malam. Pelaku yang dijebol dadanya dengan peluru itu yakni Ridan Januar Furqon (19), warga Gresik. Sedangkan tersangka yang dilumpuhkan kedua kakinya adalah Biska Bagus Prakoso (24) warga Dupak Pasar Baru. Polisi bertindak tegas karena kedua tersangka melakukan perlawanan dengan menggunakan dua parang, saat diamankan di warung Jalan Banjar Sugihan. "Mereka merupakan komplotan yang berjumlah 10 orang dan beraksi di kawasan Surabaya Barat," kata Kapolrestabes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan, Rabu (6/2). Dijelaskan Rudi, dalam beraksi komplotan ini selalu berganti pasangan dan melakukan kejahatannya pada malam hari. Selain itu untuk mengurangi risiko, mereka selalu mengincar perempuan yang membawa tas cangklong. "Komplotan tersebut sudah mendapatkan lebih dari 70 barang rampasan dalam kurun waktu 3 bulan," imbuh Rudi. Lebih lanjut, Rudi menjelaskan, terbongkarnya kasus ini berawal dari kejadian penjambretan yang menimpa Nurina di Jalan Emerald Barat, Lakarsantri pada Minggu (3/2). Berbekal laporan tersebut, pihaknya kemudian mengintruksikan anggota satreskrim untuk melalukan penyelidikan terkait kasus tersebut. "Tidak membutuhkan waktu lama untuk menemukan tempat persembunyian kedua tersangka. Sayangnya saat diamankan mereka melakukan perlawanan dengan parang. Sehingga anggota terpaksa melakukan tindakan tegas dengan menembak mati satu tersangka dan melumpuhkan rekannya," beber Rudi. Dari pemeriksaan terungkap, bahwa Nurina memang korban yang dijahili Ridan dan Biska. Setelah berhasil merampas tas milik Nurina, hingga berakibat kaki kirinya patah, kedua tersangka ternyata tidak kapok. Mereka kembali beraksi di Jalan Margomulyo dan mendapatkan sebuah tas berisi HP dan sejumlah uang. Selain itu, Bagus yang sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik kayu di Gresik tersebut mengaku, sudah melancarkan aksinya kurang lebih 60 kali. Dua kali di Kawasan Citraland sementara lebihnya di Jalan Margomulyo. "Setiap beraksi saya pasti dapat. Tidak peduli apakah korban jatuh atau celaka. Yang penting dapat hasil," ujar Bagus. Bagus mengaku, dalam komplotannya memiliki seorang ketua yang berinisial NR alias Menyon. Menurut Bagus, dia (Menyon, red) merupakan otak komplotan yang sangat disegani. "Kalau saya habis kerja (jambret, red), dan mendapatkan hasil. Yang bagian menjual dan membagi hasil adalah Menyon," lanjut Bagus. Dalam sehari, lanjut Bagus, dia dan beberapa teman satu komplotannya mampu beraksi dua kali. Sebelum menjual HP hasil rampasan, tersangka selalu membongkar kartu dan membuangnya di parit atau sungai sekitar lokasi. "Untuk menghilangkan jejak, saya buang kartu perdana dan memorinya di selokan," ucap Bagus. (fdn/nov)    

Sumber: