Komunitas Nol Sampah Sosialisasi Setop Alat Makan Plastik Berbahaya bagi Kesehatan
Relawan Komunitas Nol Sampah menukar alat makan plastik milik warga di CFD Darmo, Surabaya.-Moch Syaifuddin-
SURABAYA, MEMORANDUM - Penggunaan alat makan plastik saat ini lagi marak di masyarakat. Selain berdampak bagi lingkungan, juga berbahaya bagi kesehatan.
Sayangnya, hingga sekarang masyarakat belum sadar akan bahaya alat makan plastik. Untuk itu Komunitas Nol Sampah Surabaya menggelar sosialisasi Setop Pakai Alat Makan Sekali Pakai kepada masyarakat di car free day (CFD), Jalan Raya Darmo, Surabaya, Minggu, 3 Marer 2024.
BACA JUGA:Komunitas Nol Sampah Kampanyekan Ramadan Tanpa Plastik
Para anggota Komunitas Nol Sampah pun berbaur dengan masyarakat yang lagi olahraga di CFD. Mereka mendekati masyarakat yang membawa peralatan makan sekali pakai yang terbuat dari plastik. Sebagai gantinya, para relawan menawari masyarakat dengan alat makan yang bisa didaur ulang.
Wawan Some, Koordinator Komunitas Nol Sampah Surabaya mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat soal bahaya penggunaan alat makan dari plastik.
BACA JUGA:Peringati Hari Bumi, Potas bersama Komunitas Nol Sampah Bagikan Takjil
"Jadi kami tukar dengan alat makan yang bisa digunakan ulang,” kata Wawan Some.
Ia menambahkan alat makan sekali pakai umumnya menggunakan polystyrene (PS) atau jenis nomor 6. plastik ini termasuk jenis aromatik yang dapat mengeluarkan styrene yang bisa menempel pada makanan atau larut pada minuman.
Styrene yang menempel/larut akan semakin banyak jika makanan atau minuman berlemak atau berminyak atau panas. Bahan styrene ini disarankan untuk dihindari karena dapat memicu kanker, gangguan sistem reproduksi dan sistem syarat. Sehingga plastik ini tidak direkomendasi untuk kemasan makanan atau minuman.
BACA JUGA:Peringati HPSN 2022, Komunitas Nol Sampah hingga Dewan Bersihkan Sampah Plastik di Mangrove Wonorejo
Dari survei yang dilakukan Komunitas Nol Sampah, sampah alat makan sekali pakai adalah jenis sampah yang cenderung terus meningkat tajam dari tahun ke tahun. Semakin banyak restoran, kafe atau penjual makanan atau minuman dengan alasan praktis memakai alat makan sekali pakai.
Sedangkan di beberapa negara seperti Inggris, Skotlandia, Wales yang diikuti Uni Eropa melarang penggunaan alat makan sekali pakai dari jenis PS. Kanada dan Hongkong juga melarang penggunaan alat makan sekali pakai.
Menurut data Kementerian Lingkungan Inggris menyebutkan 1,1 miliar piring sekali pakai dan lebih dari 4 miliar sendok garpu plastik yang digunakan setiap tahun di Inggris. Yang bisa didaur ulang kurang dari 10 persen.
BACA JUGA:Komunitas Nol Sampah Rampok Tas Kresek Pengunjung Pasar Gunung Anyar
Dalam kesempatan itu, Wawan mengungkapkan di Surabaya sendiri, sampah plastik dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 1988 sampah plastik hanya 5,6 persen. Tahun 2020 menjadi 12 persen.
Studi tahun 2021 sampah plastik sudah menjadi 22 persen. Rata-rata 1 orang di kota metropolitan menghasilkan sampah 0,7 Kg per hari, maka sampah yang dihasilkan warga kota Surabaya sekitar 2.170 ton per hari. Jumlah tersebut terus akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Dari Surabaya City Baseline Report (2021) yang dilakukan ITS bersama United Nations ESCAP bersama beberapa lembaga menemukan jenis sampah plastik terbanyak yang dihasilkan warga Surabaya adalah kantong plastik (27 persen), alat makan (18 persen), produk sanitary seperti popok/pembalut (17 persen), botol plastik (14 persen) dan plastik kemasan (8 persen).
Di sisi lain sebagian besar sampah alat makan sekali pakai menumpuk di TPA. Ukurannya yang kecil menyulitkan pengumpulan. Kondisi yang kotor tercampur sisa makanan yang berlemak dan berminyak menyebabkan sampah alat makan sekali pakai yang didaur ulang masih rendah. Proses daur ulang plastik ini juga sulit karena memerlukan proses panjang dan lama.
Maka pihaknya melakukan seruan agar Pemkot Surabaya melarang penggunaan plastik alat makan sekali pakai. Karena selain jumlahnya yang terus meningkat drastis, juga karena plastik jenis polystyrene yang dipakai dpat berbahaya bagi kesehatan manusia.
"Pemerintah Kota Surabaya diharapkan meninjau ulang Perwali 16 tahun 2022 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik. Ini agar menambah jenis plastik sekali pakai yang dibatasi atau dilarang termasuk alat makan sekali pakai," tegas Wawan Some.
Sementara itu dalam acara tersebut terkait dengan peringatan Hari Peduli Sampah tahun 2024, Komunitas Nol Sampah Surabaya bersama Trashbag Community, sekolah Adiwiyata, Kampung Zero Waste, Kampung Iklim serta Komunitas Karyawan WIKA. (*)
Sumber: