Komunitas Nol Sampah Rampok Tas Kresek Pengunjung Pasar Gunung Anyar

Komunitas Nol Sampah Rampok Tas Kresek Pengunjung Pasar Gunung Anyar

Surabaya, memorandum.co.id -Memperingati Hari Tanpa Kantong Plastik se-Dunia, Komunitas Nol Sampah Surabaya menggelar rampok tas kresek di Pasar Gunung Anyar, Sabtu (4/7). Aksi ini merupakan salah satu cara edukasi kepada masyarakat akan pentingnya diet tas kresek. Setiap pengunjung pasar Gununganyar Surabaya yang memakai tas kresek akan didekati oleh relawan. kemudian tas kreseknya diganti dengan tas kain yang bisa dipakai berulangkali. Selama proses penukaran tas, relawan melakukan eduksi mengapa kita harus diet tas kresek. Relawan akan menjelaskan “dosa-dosa” tas kresek yang berisi tentang dampak tas kresek terhadap lingkungan hidup, seperti butuh ratusan tahun untuk bisa terurai di alam, dan jutaan biota mati karena terlilit atau menelan tas kresek. Selain itu juga dijelaskan tentang bahaya tas kresek bagi kesehatan manusia, karena jika dibakar akan menghasilkan gas dioksin yang dapat menyebabkan kanker. Dan ada peringatan dari Badan POM tanggal 14 Juli 2009 agar hati-hati menggunakan tas kresek berwarna (hitam) sebagai kemasan makanan/ minuman langsung karena jenis plastik dan pewarna tekstil yang digunakan dapat menyebabkan kanker dan impotensi. "Rampok tas kresek adalah kampanye mengajak warga Kota Surabaya untuk mengurangi pemakaian tas kresek," beber Ketua Komunitas Nol Sampah Surabaya Wawan Some. Dalam kesempatan itu Komunitas Nol Sampah meminta dan mendorong agar walikota Surabaya segera mengeluarkan perwali terkait pembatasan tas kresek sebagaimana ditegaskan dalam Perda 1 tahun 2019. "Di Indonesia beberapa daerah sudah mengeluarkan peraturan larangan atau pembatasan pemakaian tas kresek. Maka kami kembali mendorong adanya pembatasan tas kresek di Surabaya," tegas dia. Sementara itu Yuliani, pengunjung pasar, mengaku sempat kaget dengan kegiatan tersebut. Namun ia senang ketika diberi kantong ramah lingkungan oleh para relawan. "Memang tas kresek tak baik untuk lingkungan hidup," pungkasnya. (udi/gus)

Sumber: