Pemerhati Lingkungan: Sudah Saatnya Pengolahan Limbah RPH Jadi Bio Gas

Pemerhati Lingkungan: Sudah Saatnya Pengolahan Limbah RPH Jadi Bio Gas

Seorang pemerhati lingkungan Wawan Some. --

SURABAYA, MEMORANDUM-Seorang pemerhati lingkungan Wawan Some, mendorong pengolahan limbah RPH (Rumah Potong Hewan) di Surabaya yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar. 

Wawan menekankan pentingnya pengolahan limbah organik yang baik, meskipun limbah tersebut berasal dari hewan. Pengolahan yang tidak tepat dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

"Selama ini pengolahan walaupun limbah yang dihasilkan limbah organik ya, tapi itu kan bisa bermasalah kalau tidak dikelola dengan baik, " kata Wawan. 

BACA JUGA:Komisi A DPRD Surabaya Minta Segera Tuntaskan Pengamanan Aset, 1.100 Tanah Ditarget Terbit SHM

Wawan menyarankan agar limbah RPH diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti bio gas dan kompos.

BACA JUGA:Ditinggal Pemilik, Satpol PP Surabaya Segel 6 Unit Rusunawa

Contoh pemanfaatan kotoran sapi dapat diolah menjadi bio gas, meskipun jumlahnya tidak terlalu besar. Bio gas ini dapat digunakan oleh masyarakat di sekitar RPH. Setelah gasnya diambil, kotorannya dapat diolah menjadi kompos.

"Saran saya imbah limbah di RPH yang baru dibangun pemkot itu sebenarnya bisa menghasilkan sesuatu yang lebih bagus, maksudnya ada manfaatnya. Jadi ngak hanya diolah terus dibuang begitu saja. Saran saya kalau memang pindah di tempat baru, bagaimana agar limbahnya tidak hanya diolah supaya tidak mencemari lingkungan, tapi agar bisa dimanfaatkan seperti kompos, bio gas itu lebih bagus, " tandasnya. 

Wawan juga mendukung ide Wali Kota Surabaya untuk menyulap bekas RPH khusus babi di Pegirian menjadi tempat wisata kota lama.

Wawan melihat potensi wisata sejarah di kawasan tersebut, dengan keberadaannya dekat dengan Kampung Belanda di Kalimas, nuansa Cina di Kembang Jepun, Kampung Arab di Ampel, dan kampung-kampung masyarakat lokal di sekitar Pegirian.

"Karena di kawasan tersebut jadi satu kesatuan,  wisata kota lama Ampel bisa menyambung sampai Kembang Jepun dan sekitarnya. Di kawasan kawasan itu sebenarnya ada sejarah sejarah yang menarik, bagaimana kita bisa melihat ada perkampungan Belanda di baratnya Kalimas, kemudian nuansa Cina di Kembang Jepun, kemudian kampung Arab di Ampel dan ada kampung kampung masyarakat lokal di sekitar Pegirian, " paparnya. 

Wawan yakin bahwa pengembangan wisata di kawasan tersebut dapat menggali potensi lokal dan meningkatkan ekonomi warga setempat.

"Kalau di keloka dengan baik bisa menjadi sesuatu yang menarik sebenarnya, saya sepakat kalau itu dikelola. Karena kawasan di Surabaya utara ini butuh terus digali agar potensi potensi lokal yang ada bisa digarap dengan baik berdampak pada ekonomi warga lokal sehingga kawasan tersebut bisa lebih baik, " pungkasnya. (alf)

Sumber: