Sowan Dua Kiai Besar Malang, TPN Ganjar-Mahfud Dapat Pesan Kerukunan
Deputi Kinetik Teritorial TPN Ganjar-Mahfud, Luki Hermawan (dua dari kanan). --
MALANG, MEMORANDUM- Deputi Kinetik Teritorial TPN Ganjar-Mahfud, Luki Hermawan bertemu dengan dua kiai sepuh NU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar di ndalem pondok pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang dan Nyai Hasyim Muzadi di Ponpes Al Hikam, pada Rabu 10 Januari 2024 pagi. Luki dan KH Marzuki Mustamar bertemu pukul 07.30 hingga 08.30. Sedangkan di Nyai Hasyim, Luki datang pukul 09.30 hingga 10.30.
Pertemuan pertama di ndalem Kiai Marzuki berlangsung gayeng. Luki dan KH Marzuki saling mengenang cerita ketika Luki menjadi Kapolda Jawa Timur pada 2018-2020. Di masa itu, Luki dan KH Marzuki sering kali bertemu untuk memberi suntikan semangat untuk mengamankan Jawa Timur.
Tak hanya bercerita tentang masa Luki jadi Kapolda, mereka berdua juga saling tukar cerita mengenai situasi politik jelang Pilpres 2024. Termasuk pula terkait pemberhentian dirinya sebagai ketua PWNU Jatim.
BACA JUGA:Menang Capres, Ganjar-Mahfud Siapkan 21 Program Unggulan
"Saya di undang dan diajak ngobrol di ndalem beliau. Beliau ini sahabat saya sejak dulu. Tadi kita bicara banyak hal, termasuk masalah pilpres. Beliau beri banyak sekali pesan, doa, dan amanah untuk pilpres ini," kata Luki.
BACA JUGA:Program KTP Sakti Ganjar-Mahfud, Agatha Bagikan Telur untuk Gizi Rakyat
Salah satu pesan KH Mustamar kata Luki, adalah untuk tetap menjaga hubungan baik antar sahabat. Sahabat harus lebih tinggi daripada pilihan politik. Sebab, pilpres hanya sementara saat di bilik suara. Jangan sampai proses 1 menit mencoblos itu berpengaruh ke hubungan antar manusia Indonesia.
Sementara itu di Ponpes Al Hikam, Luki disambut langsung oleh Nyai Hasyim dan putera-putera nya. Dalam pertemuan tertutup tersebut, Luki merasa seperti kembali saat ia masih aktif sebagai polisi di Malang. Ia setiap hari sowan dan mampir ke Al Hikam untuk minta doa, saran, dan arahan dari Nyai Hasyim. Apalagi posisi rumah Luki, berada di belakang Ponpes tersebut.
"Kiai Marzuki bilang, sahabat itu harus tetap dijaga. Apapun pilihan politiknya, harus sama-sama menghormati. Kalau di Nyai Hasyim, saya merasa flashback saat dulu. Sudah saya anggap beliau ibu saya sendiri. Doa-doanya yang tulus untuk saya sejak dahulu," tutur Luki.
Sementara itu, Kiai Marzuki mengatakan, kedatangan Luki ke Ndalem ponpes adalah salah satu cara merajut silaturahmi terlepas dari dukungan politik. Ia mengibaratkan, jika suatu saat dirinya wafat pasti membutuhkan doa Luki, begitu pula sebaliknya. Terlepas dari pilihan politik. Selain itu, ia juga mengaku tak akan cawe-cawe pilihan politik orang lain.
Ia juga berpesan kepada pemuka agama, jangan sampai berkedok memperjuangkan agama dengan cara yang bisa mengancam keutuhan negara Indonesia. Pemuka agama harus bijak dan dewasa di masa-masa politik seperti ini.
"Saya tak akan cawe-cawe, obok-obok pilihan orang. Yang penting ukuwah wathoniyah. Untuk pemuka agama, dakwakan agama ini dengan cara yang soft, yang bijak dan bisa jaga persatuan," katanya.
Di akhir pertemuan, Kiai Marzuki memberikan doa terbaik untuk Mahfud MD yang sedang berkontestasi di Pilpres. Ia berharap semua keinginan Luki dan Mahfud dikabulkan oleh Allah dan menjadi pemimpin yang amanah.
Sedangkan ketika bertemu dengan Nyai Hasyim, beliau dan keluarga sudah merasa sangat dekat dengan sosok Ganjar-Mahfud. Apalagi sejarah panjang dan manis antara PDI Perjuangan dan NU. Ketika Megawati Soekarnoputri menggandeng Hasyim Muzadi sebagai calon Presiden dan Wakil presiden 2004 atau 20 tahun yang lalu.
Sumber: