Penyebab Diare pada Bayi dan Cara Menanganinya

Penyebab Diare pada Bayi dan Cara Menanganinya

ilustrasi bayi diare--

SURABAYA, MEMORANDUM - Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi pada bayi. Sebagian kasus diare pada bayi sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. 

Namun, bayi juga berisiko mengalami komplikasi yang berbahaya, jika diare yang dialaminya tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

BACA JUGA:5 Tips Jitu Menenangkan Bayi Rewel Tanpa Harus Ribet

BACA JUGA:10 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan pada Bayi, Orang Tua Wajib Tahu!

Penyebab Diare pada Bayi

  • Gastroenteritis dan infeksi usus akibat virus, bakteri, dan parasit
  • Keracunan makanan, khususnya pada bayi yang sudah mengonsumsi MPASI
  • Terlalu banyak mengonsumsi jus buah
  • Alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu
  • Intoleransi susu sapi

BACA JUGA:Penyakit yang Sering Menyerang Bayi: Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahan

BACA JUGA:Apakah Bayi Boleh Mengonsumsi Buah Srikaya? Simak Penjelasan Berikut Ini

Cara Mengobati Diare pada Bayi

1. Memberikan ASI dan cairan elektrolit

Bayi berusia di bawah 6 bulan yang mengalami diare dapat diatasi dengan pemberian ASI lebih sering. Hal ini karena ASI mengandung nutrisi yang diperlukan untuk menggantikan cairan dan nutrisi yang hilang selama BAB.

Selain itu, ASI juga mengandung antibodi yang dapat membantu bayi melawan bakteri atau virus penyebab diare. Pada bayi berusia di atas 6 bulan, pemberian ASI boleh dilanjutkan sambil diselingi pemberian cairan rehidrasi oral, seperti oralit atau air tajin, setiap kali ia BAB dan muntah.

2. Memberikan suplemen zinc

Suplemen zinc dapat diberikan untuk mengatasi diare pada balita. Menurut WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi yang mengalami diare akut dapat diberikan suplemen zinc selama 10–14 hari.

Dosis pemberian suplemen zinc pada bayi berusia di bawah 6 bulan adalah sekitar 10 mg per hari, sedangkan pada balita 20 mg per hari. Untuk menentukan dosis dan cara pemberian suplemen yang benar, Bunda bisa berkonsultasi ke dokter anak.

Sumber: