Produksi Garam Kota Pasuruan Meningkat 4 Kali Lipat

Produksi Garam Kota Pasuruan Meningkat 4 Kali Lipat

Kemarau panjang ternyata membawa berkah tersendiri bagi para petani garam di Kota Pasuruan.--

PASURUAN, MEMORANDUM-Kemarau panjang ternyata membawa berkah tersendiri bagi para petani garam di Kota PASURUAN. Pasalnya sampai November 2023 ini, produksi garam meningkat sudah lebih dari 3.500 ton.

Artinya jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, peningkatan hasil dari panen garam di Kota Pasuruan sudah ada peningkatan hampir 4 kali lipat dibandingkan dengan 2022 lalu. Diketahui hasil panen pada 2022 hanya mencapai 982 ton.

Hal diungkapkan oleh Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan Kota Pasuruan, Mualif Arif. Mualif mengatakan jika petani garam sangat bersyukur pada tahun ini, karena hasil panen garam lebih baik dari tahun sebelumnya.

BACA JUGA:Peringati Hari Menanam Pohon Indonesia, TPS Tanam Pohon Ke-1.000

"3500 ton itu adalah hasil sampai Oktober 2023. Jika sampai akhir November ini diprediksi bisa lebih dari 4.000 ton. Memang ada peningkatan yang drastis dibanding tahun kemarin," kata Mualif, Selasa, 28 November 2023.

Untuk target tahun 2023 ini diperkirakan sekitar 6.000 ton garam yang dihasilkan dari petani. Namun hal itu juga tergantung pada kondisi cuaca di bulan Desember. "Kalau sampai Desember cuaca masih panas kemungkinan bisa mencapai target, yakni 6.000 ton garam di tahun 2023," lanjut Mualif.

BACA JUGA:Gus Ipul Dorong Kinerja ASN dan PPPK Berdampak Bagi Masyarakat

Sementara, jika dibandingkan dengan 3 tahun kebelakang di tahun 2023 ini hasil panen garam mulai membaik. Pasalnya yang dihasilkan oleh petani grafiknya semakin naik selama beberapa bulan terakhir. Tercatat selama 3 tahun berturut-turut, hasil produksi garam di Kota Pasuruan sendiri mengalami penurunan drastis.

Di tahun 2020, produksi garam anjlok 30 persen lebih menjadi 6.668 ton dari perolehan 10.044 ton di tahun 2019.

Jumlah ini terus menurun, di tahun 2020, produksi garam turun 50 persen. Hanya sekitar 3.317 ton.

Penurunan paling parah terjadi pada tahun 2020, produksi garam terjun bebas hingga 70 persen. Hanya menyisakan 982 ton.

Namun, melihat kondisi yang berbeda di tahun ini, Mualif optimistis bila produksi para petani garam di Kota Pasuruan bisa melebih target.

Sementara itu, Rohmat, petani garam asal Kecamatan Panggungrejo, menuturkan, musim kemarau panjang ini memang membawa berkah baginya. Biasanya dia bisa memanen garam sebanyak 4 kali sebulan. Namun tahun ini dirinya bisa memanen hingga 5 kali sebulan. "Cuaca panas memang berpengaruh. Garam lumayan ada peningkatan dari tahun kemarin," terangnya.

Rohmat menjelaskan, dalam satu petak tambak garam miliknya, sekali panen dia bisa mendapatkan 8 sampai 9 ton garam. Itu berarti dalam sebulan dia bisa memproduksi hingga minimal 40 ton garam.

Sumber: