Polres Malang Ajak Lembaga Pendidikan Cegah Fenomena Sayat Barcode Korea di Tangan Siswa
Iptu. Ahmad Taufik Kasihumas Polres Malang-Biro Malang-
MALANG, MEMORANDUM - Polres MALANG menyoroti fenomena mengkhawatirkan yang melibatkan sejumlah pelajar sekolah yang terlibat dalam aksi menyakiti diri dengan membuat tanda barcode di pergelangan tangan mereka. Fenomena barcode yang dikenal dengan sebutan Barcode Korea menjadi tren di kalangan pelajar yang terinspirasi dari aplikasi jejaring sosial TikTok.
Ahmad Taufik Kasihumas Polres MALANG, mengungkapkan bahwa fenomena ini bukanlah sekadar tren biasa, melainkan aksi yang melibatkan penggunaan benda tajam seperti cutter, silet, bahkan jarum suntik untuk membuat garis-garis seperti barcode di pergelangan tangan.
"Tindakan tersebut dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental pelajar yang terlibat. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa, anak-anak tersebut sedang mengalami masalah mental dan emosional," ungkap Taufik, Rabu 15 November 2023.
BACA JUGA:Heboh Puluhan Pelajar Nekat Sayat Tangan, Ini Kata Dinkes Magetan
Tren TikTok Barcode Korea yabg ada di sejumlah kalangan di media sosial. Polres Malang mendapati bahwa aksi ini bukan, hanya sekadar tren, tetapi juga berakar pada tekanan psikologis yang dialami pelajar, seperti rasa takut, kecemasan, dan kesedihan. Mendorong mereka untuk melakukan tindakan menyakiti diri sendiri.
Dengan semakin maraknya fenomena barcode, pohak Polres Malang berencana untuk menggelar sosialisasi dan edukasi di berbagai sekolah di Kabupaten Malang. Hal itu untuk meningkatkan kesadaran dan mencegah penyebaran fenomena Barcode Korea, di kalangan pelajar. Semua pihak diharapkan dapat bersama-sama berperan dalam melindungi kesehatan dan kesejahteraan mental generasi muda.
“Fenomena seperti ini sangat mengkhawatirkan, terlebih jika tidak segera ditangani dengan serius. Efeknyabdapat merosak kesehatan dan mental pelajar," kata Taufik.
BACA JUGA:Urusan Asmara hingga Masalah Keluarga, Jadi Alasan Puluhan Siswa SMPN Magetan Nekat Sayat Tangannya Sendiri
Taufik menambahkan, pentingnya peran orang tua dan guru dalam mencegah serta menanggulangi fenomena. Kepolisian mengajak orang tua dan wali murid untuk meningkatkan pengawasan, terhadap anak-anaknya di rumah, sementara para guru di lingkungan sekolah diharapkan dapat memberikan perhatian ekstra terhadap perilaku pelajar.
“Hal itu bertujuan memberikan pendidikan formal, namun para guru juga harus peka terhadap perubahan perilaku anak-anak mereka," imbuh Taufik.
Dengan kerjasama yang baik antara keluarga dan sekolah, dapat mencegah dampak negatif yang lebih lanjut dari tren berbahaya ini. Polres Malang secara tegas mengimbau masyarakat, untuk bersama-sama melakukan langkah-langkah pencegahan dan intervensi guna melindungi kesejahteraan mental dan fisik anak-anak di sekolah.
BACA JUGA:Sebanyak 76 Siswa SMP di Magetan Nekat Sayat Lengan dengan Pecahan Kaca
"Fenomena Barcode Korea diharapkan dapat diatasi dengan kerjasama semua pihak demi menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan mendukung pertumbuhan positif para generasi muda," tutupnya.(kid)
Sumber: