Dinkop Kota Blitar Gelar Pelatihan Kewirausahaan Bagi Anggota dan Calon Anggota Koperasi
Pelatihan kewirausahaan yang digelar Dinas Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja Kota Blitar.--
BLITAR, MEMORANDUM-Hari pertama pelatihan kewirausahaan yang digelar Dinas Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja (Dinkop) telah resmi dimulai. pelatihan ini diberikan Pemerintah Kota Blitar kepada 90 anggota dan calon anggota koperasi, guna mengembangkan dan memajukan potensi yang telah mereka miliki.
Pelatihan kewirausahaan ini sendiri dilakukan selama enam hari, mulai dari tanggal 13 sampai dengan 18 Novemver 2023. Nantinya, ke-90 anggota tersebut dibagi menjadi dua angkatan, yakni 45 orang per angkatan.
"Tiap angkatan masing-masing mendapat pelatihan selama tiga hari. Ini mulai angkatan yang pertama. Dalam rangkaian ini, kami berikan materi tentang mindset menjadi pengusaha, packaging dan branding, serta motivasi berwirausaha. Selain itu, ada juga materi tentang pengelolaan keuangan dan perhitungan HPP," ujar Siti Mutmainah, SE selaku Kabid Pemberdayaan Koperasi, dinas Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Kota Blitar, Senin 13 November 2023.
BACA JUGA:RSUD Sidoarjo Naik Kelas A
Dalam kegiatan ini, turut menghadirkan Hendrik Bayu owner Markaz Design, yang merupakan pengusaha muda asal Sidoarjo sebagai narasumber. Selain itu, sebagai narasumber lainnya, Dinkop juga mengundang perwakilan dari produk Brosem Kota Batu
BACA JUGA:Warga Desa Keting Dihebohkan Penemuan Jasad Perempuan Bersimbah Darah
"Namanya Markaz Design, berarti kan kita beranggapan gudangnya design lah. Tak hanya sekadar packaging, tapi juga manajemennya," imbuhnya.
"Kalau dari Brosem Kota Batu, mereka punya pengalaman jatuh bangun sebagai pelaku usaha. Pengalaman itu penting disampaikan pada peserta, agar tak mudah menyerah," sambung Siti.
Siti pun berharap, setelah adanya pelatihan kewirausahaan ini, para pelaku usaha di Kota Blitar bisa semakin berkembang, membangkitkan perekonomian rakyat yang mendorong kesejahteraan umum berbasis kemandirian.
n para peserta yang telah mengikuti pelatihan, usahanya bisa semakin maju dan berkembang. Karena mereka ini rata-rata hampir semuanya telah memiliki usaha," pungkasnya.
Sementara itu, Hendrik Bayu dalam pemaparan materinya menyebut, kebanyakan pelaku usaha hanya memandang packaging sebagai bungkus luar, tanpa memandang target market.
"Ini yang harus kita telaah. Target marketnya siapa, kalau target marketnya ibu-ibu, sampean bungkus tertutup, tidak akan dibeli. Karena, mindsetnya ibu-ibu, isinya kelihatan banyak, itu yang pasti dibeli," terangnya.
Selanjutnya ia memberikan pemaparan penting tentang manajemen hutang. Menurutnya, kebanyakan pelaku usaha terlalu berani melakukan hutang, ketika baru mulai usaha.
"Itu keliru, harusnya usahanya sudah jalan, sudah stabil, ingin mengembangkan usaha, baru hutang. Jangan belum-belum sudah hutang, nanti yang ada malah gali lubang, tutup lubang," tandasnya.
Sumber: