Kaesang Pangarep Jadi Ketum PSI, Relasi Jokowi-Megawati-PDIP Bisa Retak

Kaesang Pangarep Jadi Ketum PSI, Relasi Jokowi-Megawati-PDIP Bisa Retak

Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdus Salam--

Surabaya, Memorandum - Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdus Salam berpendapat, penunjukkan Kaesang Pangarep sebagai ketua umum PSI akan berdampak pada retaknya hubungan Joko Widodo dengan Megawati Soekarnoputri dan PDI Perjuangan.

Menurut Surokim, bergabungnya Kaesang si putra bungsu presiden RI ke-7 itu ke PSI bisa menjepit posisi Jokowi. Terutama menyangkut relasi dengan Megawati dan PDIP.

"Bagaimanapun PDIP pasti kecewa, karena Jokowi dan keluarganya yang selama ini cukup banyak mendapat privilege dari PDIP bahkan privilege itu bisa melebihi keluarga Soekarno di PDIP. Dampaknya akan memengaruhi relasi Pak Jokowi dengan PDIP dan Bu Mega," tutur Surokim, Rabu (27/9).

Di sisi lain, hadirnya Kaesang sebagai nahkoda baru menjadi jalan pintas atau jalan tol bagi PSI untuk mendapat Jokowi effect. Dengan demikian PSI punya peluang dan bisa lolos presidential threshold.

"PSI sangat butuh energi baru untuk percepatan dan Mas Kaesang dipilih karena beliau itu putra presiden, sehingga menjadi salah satu jaminan," tandas peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) ini.

Kendati demikian, lanjut Surokim, bergabungnya Kaesang ke PSI tidak mungkin tanpa sepengetahuan Jokowi. Hal ini kemudian bisa menjadi bola liar dan bisa diikuti oleh relawan-relawan Jokowi. Namun yang jelas, PSI sangat menyambut baik dan bereuforia terkait ini.

"Namanya politik semua masih serba mungkin. Jika melihat euforia PSI dengan masuknya Mas Kaesang, bisa jadi itu akan menjadi eneergi baru. Namun, perjalanan ke depan tidak akan mudah tanpa cawe-cawe dari Pak Jokowi," terangnya.

Di samping itu, Kaesang dinilainya patut berhati-hati. Sebab pilihan duduk sebagai ketum PSI bukan tanpa risiko. Atmosfir politik Indonesia, kata Surokim, selalu tidak mudah bagi para pendatang baru.

Menjadi ketum PSI bisa jadi jalan cepat menuju suksesi. Namun di sisi lain bisa jadi bahan olok-olok publik untuk PSI.

"Situasi ini tentu akan menjadi tidak mudah. Lalu jika dihubungkan dengan elektabilitas, saya pikir masih tergantung bagaimana maintenance dan kondisi makro lain yang memang selalu kompleks," tandasnya.

"Artinya, belum pasti juga akan mendapat limpahan signifikan. Masih tergantung kondisi dan faktor lain juga. Masih butuh kerja ekstra juga dari kader-kader PSI," sambung Surokim.

Namun sekali lagi Surokim menekankan bahwa yang seru dengan masuknya Kaesang ke PSI dan menjadi ketum adalah bagaimana relasi Jokowi dengan Megawati. Juga bagaimana keluarga besar Jokowi dan keluarga besar PDIP.(bin/ziz)

Sumber: