umrah expo

Pembangunan Embung Selesaikan Ancaman Kekeringan dan Alih Fungsi Lahan di Jatim

Pembangunan Embung Selesaikan Ancaman Kekeringan dan Alih Fungsi Lahan di Jatim

Martin Hamonangan.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID –  Ancaman kekeringan dan ancaman banjir masih menghantui sejumlah wilayah di Jawa Timur. Karena itu, solusi strategis untuk mengatasi bencana tersebut, Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) DPRD Jatim, mendorong Pemprov Jawa Timur membangun embung di sejumlah daerah di Jatim.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, sepanjang 2024 setidaknya 26 kabupaten/kota terdampak kekeringan, dengan wilayah terparah meliputi Kabupaten Probolinggo, Sampang, Bangkalan, Pamekasan, Bondowoso, dan Lumajang. Lebih dari 400 ribu jiwa terdampak krisis air bersih, dan ribuan hektare lahan pertanian mengalami gagal panen akibat minimnya suplai irigasi.

BACA JUGA:Fraksi PDIP Minta 4.172 ASN dan PPPK Baru Jalani Tugas dengan Integritas


Mini Kidi--

Anggota Fraksi PDIP DPRD Jatim Martin Hamonangan mendorong Pemprov Jatim dan pemerintah kabupaten/kota  memprioritaskan pembangunan embung-embung baru di wilayah rawan banjir dan kekeringan. “Sekaligus memperkuat program konservasi air,” kata Martin.

Lanjut Martin, keberadaan embung, nantinya bisa memutus siklus kekurangan air di musim kemarau, dan meminimalkan kerugian akibat banjir di musim hujan.

‘Ini adalah salah satu tata kelola air yang tepat. Tidak hanya menjamin ketersediaan air bersih, tetapi juga mendukung irigasi pertanian,” tandasnya.

BACA JUGA:Peringati Kudatuli 1996, DPC PDIP Surabaya Ajak Kader Resapi Perjuangan dan Santuni Divisi Becak

Martin mengatakan, pada daerah dengan kontur pegunungan dan wilayah tadah hujan harusnya ada pemikiran tata kelola agar air yang berlimpah saat musim hujan bisa disalurkan di musim kering.

Martin mencontohkan kondisi di Kalibaru, Banyuwangi, di mana setiap musim hujan, air yang melimpah justru menjadi masalah. “Kalau sudah musim hujan, semua menolak air karena banjir, airnya terbuang. Kenapa tidak berpikir membuat embung? Ketika tadah hujan tinggi, air melimpah bisa ditampung,” jelasnya.

BACA JUGA:Fraksi PDIP DPRD Jatim Yakin Sekolah Rakyat Bukti Negara Hadir untuk Wong Cilik

Anggota Komisi D DPRD Jatim ini menilai, pembangunan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) dan IPAL juga harus dibarengi dengan infrastruktur penampungan seperti embung dan sumur kelola. 

Hal ini menjadi krusial mengingat adanya alih fungsi lahan hutan tanaman keras menjadi lahan jagung dan tebu, yang berdampak pada menurunnya daya serap tanah.

“Sekarang banyak hutan tanaman keras berubah jadi sawah jagung dan tebu, sehingga saat hujan deras, airnya turun seperti air terjun,” kata Martin.

Sumber: