Aksi Heroik Tim Antibandit Polsek Sukolilo Ringkus Dua Bandit Curanmor

Aksi Heroik Tim Antibandit Polsek Sukolilo Ringkus Dua Bandit Curanmor

Lima anggota Polsek Sukolilo yang berhasil meringkus pelaku.--

Surabaya, Memorandum - Selama ini kita hanya mengetahui proses penangkapan pelaku kejahatan saat sudah dirilis oleh pihak kepolisian di media. Tapi, dalam penangkapan dua bandit curanmor yang dilakukan anggota Antibandit Polsek Sukolilo, kita bisa lihat upaya sebenarnya.

Penangkapan yang dilakukan lima anggota masing-masing Aipda Rizal, Aipda Didit, Bripka Firman, Bripka Agus dan Brigadir Bagus, terekam oleh Kamera Closed Circuit Television (CCTV) rumah salah satu warga di Jalan Gebang. Dari video itu terlihat, dua pelaku mengendarai motor Scoopy merah.

Tepat di depan rumah letak CCTV berada, laju motor kedua pelaku dihentikan oleh lima personel yang sebelumnya sudah melakukan pembuntutan sejak di Jalan Keputih. Sayang, proses penangkapan itu tak berjalan mulus. Dua pelaku berupaya melarikan diri dan melawan petugas.

Akibatnya, Bripka Firman yang saat itu lebih dulu mengamankan pelaku, harus menjalani perawatan akibat cidera di kaki sebelah kanan. Informasinya, tulang paha kanan Bripka Firman mengalami dislokasi.

Sedangkan Aipda Didit dan Aipda Rizal, nyaris tercium truk yang saat itu melintas di lokasi penangkapan. Meski demikian, para pelaku terus berupaya mengelak dan berkilah dituduh sebagai pelaku curanmor. Teriakan petugas tak dihiraukan mereka.

Perintah tiarap yang dilontarkan petugas, ditolak para pelaku dengan dalih bukan mereka yang dicari. "Bukan saya. Bukan saya pak. Bukan saya pak," teriak pelaku Arifin saat petugas mengintruksikan dia untuk kooperatif dan tiarap.

Tak hanya disibukkan mengamankan dua pelaku, para petugas juga harus sibuk saat puluhan warga dan pengguna jalan sekitar berkerumun mengabadikan penangkapan tersebut. "Jangan rekam jangan rekam ya. Tolong bubar ya," pinta Aipda Didit.

Saat ini, kata Didit, Bripka Firman masih menjalani perawatan atas cidera yang ia alami. Meski demikian, korps baju cokelat asal Lamongan itu juga masih menjalani rutinitas. "Tetap dinas. Kalau sore, atau malam sekali, baru terapi," kata Didit.

Sementara itu, dari tangan dua pelaku, petugas menyita barang bukti seperangkat kunci letter T, tiga anak kunci, satu kunci magnet, satu kunci perusak gembok dan jas almamater dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di kawasan Sukolilo.

Jas almamater milik kakak tersangka Arifin itulah, yang menjadi kunci, ia sukses membawa kabur lima motor di Sukolilo. Modusnya, mereka memakai jas itu untuk mengelabui pemilik kos dengan menyaru sebagai mahasiswa.

Bahkan, kedua pelaku juga memodali diri dengan jas almamater perguruan tinggi tersebut. "Biar tidak curiga itu pemilik kos atau penghuni kos lain," kata Arifin.

Arifin mengaku, jas almamater itulah yang membuat ia sukses menggondol lima motor di wilayah hukum Polsek Sukolilo. "Punya kakak saya. Sudah tidak dipakai," imbuh pria pekerja proyek tersebut.(fdn/ziz)

Sumber: