Daging Gelonggongan Masuk Surabaya, DKPP Diminta Lebih Intensif Mengawasi
Reni Astuti--
Surabaya, Memorandum - Masuknya daging gelonggongan di Kota Pahlawan disayangkan Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti. Terlebih, temuan tersebut terungkap dua kali. Yakni, pada Rabu (30/8/2023) dan Jumat (8/9/2023). Hal ini otomatis menyisakan kekhawatiran bagi sejumlah masyarakat.
"Mengetahui temuan itu, tentu kita sangat menyayangkan. Kok bisa luput dari pengawasan dinas terkait," ujar Reni, Rabu (13/9/2023).
Berangkat dari sini, Reni mendorong kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya untuk lebih intensif mengawasi.
Menurut politisi PKS ini, daging gelonggongan sangat berbahaya apabila sampai dikonsumsi oleh masyarakat. Dampaknya dapat menyebabkan diare, infeksi saluran pencernaan, dan demam tifoid.
"DKPP harus lebih intensif untuk mengawasi. Ini menjadi peringatan penting bagi DKPP untuk meningkatkan penjagaannya. Surabaya ini kan pintu masuknya bisa dijaga, baik mobilitas, kebiasaan pengiriman, dan sebagainya. Semestinya hal-hal tersebut sudah tercermati," ucap Reni.
Di samping itu, Reni mendorong DKPP untuk membuat call center pengaduan masyarakat. Pemkot menurutnya perlu bekerja sama dengan berbagai pihak guna mencegah peredaran daging gelonggongan. Termasuk berkomunikasi dengan masyarakat.
"Bentuk lah semacam sarana pengaduan masyarakat, sehingga kalau ada temuan-temuan dari masyarakat dapat segera tersampaikan," katanya.
Reni berharap, pemkot tidak lagi kecolongan masalah daging gelonggongan ini. Pengawasan perlu ditingkatkan. Selain itu, dibutuhkan sinergi tiga pilar untuk melakukan tindakan preemtif, preventif, maupun represif.
"Pemkot jangan sampai kecolongan lagi, lalu ditemukan pula di tempat lain. Pemkot harus benar-benar memastikan itu zero, tidak ada lagi daging gelonggongan yang beredar di masyarakat," pungkas Reni. (bin/fer)
Sumber: