5 Rekomendasi Novel Terbaik Berlatar Sejarah Indonesia

5 Rekomendasi Novel Terbaik Berlatar Sejarah Indonesia

Tetralogi Buru – Pramoedya Ananta Toer--

Surabaya, memorandum - Salah satu jenis novel yang harus coba dibaca zaman sekarang adalah jenis novel sejarah dengan latar Indonesia. Ketika mempelajari sejarah Indonesia di sekolah mungkin terasa membosankan, novel sejarah berlatar Indonesia dapat memberikan gambaran yang lebih berwarna tentang sejarah itu sendiri.

Melalui novel sejarah Indonesia, juga bisa mendapatkan ide tentang kondisi masyarakat yang ada di dalam novel. Dengan demikian, kita bisa mengambil hikmah penting dari sejarah Indonesia tersebut.

Berikut 5 rekomendasi novel terbaik menceritakan sejarah Indonesia.

1. Amba – Laksmi Pamuntjak

Peristiwa G30S sepertinya akan menjadi catatan gelap negeri ini yang tidak akan pernah terlupakan dan menyisakan luka bagi banyak pihak. Ada banyak sekali karya sastra seperti cerpen, puisi, dan novel yang dibuat untuk mengingatkan orang banyak akan peristiwa sejarah tersebut.

Salah satunya adalah Amba karya Laksmi Pamuntjak. Novel sejarah ini bercerita tentang Amba dan Bhisma, sepasang muda-mudi yang dipaksa berpisah karena situasi politik.

Meskipun Amba merupakan novel romansa, namun ada banyak sekali informasi sejarah yang bisa kamu dapatkan seperti gambaran kehidupan tahanan politik yang diasingkan di Pulau Buru yang bertahan dalam kesengsaraan dan penantian panjang untuk bisa pulang ke kampung halamannya.

2. Tetralogi Buru – Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer adalah seorang sastrawan besar Indonesia yang telah melahirkan lebih dari 50 karya. Karya-karya Pram merupakan aset berharga, selain yang sarat akan pegetahuan sejarah bangsa yang dapat menjadi renungan untuk kita semua.

Di antara banyaknya karya Pramoedya Ananta Toer, Tetralogi Buru merupakan karyanya yang paling terkenal.

Novel sejarah ini ini menceritakan perjalanan panjang Minke sebagai pencetus pers pribumi dan pergerakan nasional. Tetralogi Pulau Buru terdiri dari empat bagian yakni Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan seri terakhir, Rumah Kaca.

3. Max Havelaar – Multatuli

Karya Multatuli atau Eduard Douwes Dekker dianggap menjadi bentuk perjuangan untuk melawan penindasan pada era kolonialisme Belanda. Novel sejarah ini menceritakan kisah Havelaar seorang asisten residen Lebak Banten yang dicopot jabatannya karena terbukti menentang sistem tanam paksa.

Banyak kalangan menganggap Max Havelaar hanyalah sebagai karya satir. Multatuli dianggap tidak sedang memperjuangkan kebebasan sebuah bangsa melainkan sebuah upaya untuk mengembalikan kehormatannya sendiri.

4. Cantik Itu Luka – Eka Kurniawan

Seorang perempuan bernama Dewi Ayu memiliki kecantikan yang bukannya mendatangkan keuntungan, tetapi kemalangan. Kecantikan itu membuatnya dipaksa menjadi pelacur oleh tentara Jepang dan Belanda. Ia menjadi pelacur termahal yang banyak dicari oleh pelanggannya.

Dari pelacuran ini, Dewi Ayu dikaruniai empat anak perempuan yang tidak jelas ayahnya siapa. Ketiga anak perempuannya memiliki paras yang tidak kalah cantik dengan sang ibu, tetapi anak keempatnya justru memiliki paras buruk rupa sejak lahir. Terlepas dari fisiknya, Dewi Ayu menamai anak keempatnya dengan nama “Cantik”.

Sayangnya, Dewi Ayu meninggal setelah melahirkan Cantik. Akan tetapi, Dewi Ayu akan bangkit dari kubur 21 tahun kemudian untuk menguak tragedi keluarga yang terjadi sejak akhir masa kolonial.

5. Ronggeng Dukuh Paruk – Ahmad Tohari

Ahmad Tohari kembali sukses membawa pembacanya tercengang dan berpikir tentang masa lalu Indonesia yang kelam.

Kali ini Ahmad Tohari mengangkat kisah penari ronggeng di sebuah desa kecil bernama Dukuh Paruk. Awalnya desa tersebut sangat miskin akibat kemarau panjang, namun berkat Ronggeng aktivitas perekonomian di desa tersebut bisa kembali berjalan.

Srintil adalah seorang gadis cantik yang dikagumi banyak orang. Berkat parasnya tersebut, ia diangkat sebagai penari ronggeng Dukuh.

Namun bukan berkah, pengangkatannya ini justru menjadi akhir dari kebebasannya sebagai perempuan. Ia tidak bisa lagi bersama kekasihnya, dan lebih parahnya Srintil harus rela menjadi objek seksualitas.

Itulah beberapa rekomendasi novel yang berlatar sejarah Indonesia. Bagaimana pendapatmu?
(mg1/gus)

Sumber: