Judi Online Jangkiti Anak-Anak, Psikolog: Dibutuhkan Peran Orang Tua
Nurul Qomariah.--
Surabaya, Memorandum-Tak dapat dipungkiri, pertumbuhan industri judi online kian masif di era digitalisasi. Bahkan, judi online mulai menyasar kalangan anak-anak dan remaja. Para generasi muda yang kecanduan judi online ini lantas menjadi masalah yang harus diatasi bersama-sama. Terutama orang tua.
Psikolog dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Nurul Qomariah SPsi MPsi Psikolog mengatakan, fenomena judi online yang mulai menjangkiti kalangan anak-anak dan remaja dapat memberikan dampak yang sangat berbahaya.
Remaja yang kecanduan dengan judi online akan sering berbohong, mencuri uang, dan bahkan mengambil barang di rumahnya untuk dijual. "Perilaku ini (kecanduan judi online) juga sangat berisiko dengan hukum. Pengaruh lingkungan turut berpartisipasi dalam membentuk perilaku ini. Oleh karena itu, peran orang tua sangat dibutuhkan remaja dalam membentuk jati dirinya ke arah yang lebih positif," urai dia, Rabu (6/9).
Perempuan yang karib disapa Rya ini menjelaskan, banyak faktor yang membuat remaja mudah terjerumus pada judi online. Pertama yakni, kemudahan akses internet. Hal ini menjadi salah satu faktor utama yang membuat remaja mudah menemukan berbagai situs judi.
Selain itu, rasa penasaran dan keinginan tinggi untuk dapat memuaskan diri dapat membuat remaja yang adiksi dengan judi online sulit untuk meninggalkan kebiasaan tersebut. "Dan suasana kompetisi dalam permainan judi online turut memacu semangat pemain untuk bermain lebih sering," paparnya.
Guna merubah kebiasaan buruk tersebut, Rya mendorong peran serta dari orang tua untuk mengawasi anak-anaknya. Sebab tanpa kontrol dari orang tua, maka para anak-anak yang kecanduan judi online akan semakin terjerumus dan ketagihan.
"Remaja memang perlu diberi kebebasan dalam memilih tindakan yang akan diambil. Tetapi kontrol orang tua terhadap aktivitas remaja juga sangat penting agar remaja tidak terjerumus pada tindakan yang berisiko dengan hukum. Sebab bagaimanapun remaja masih menjadi tanggung jawab orang tua," pungkas Rya. (bin/ono)
Sumber: