Ratusan Lansia di Kabupaten Mojokerto Terima Bantuan Rehabilitasi Sosial

Ratusan Lansia di Kabupaten Mojokerto Terima Bantuan Rehabilitasi Sosial

Mojokerto, memorandum.co.id - Ratusan warga Lansia (lanjut usia) di Kabupaten Mojokerto mendapat bantuan sosial dari Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) klaster lanjut usia (lansia) Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso, Surakarta. Total penerima bansos se-Kabupaten Mojokerto, sebanyak 200 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) lansia. Bansos diserahkan secara langsung oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati di Pendapa Kecamatan Sooko. Bantuan ATENSI klaster lansia terdapat 200 paket kebutuhan dasar dengan nilai total anggaran sebesar Rp 176.900.000. Masing-masing PPKS mendapat paket kebutuhan dasar, seperti 2 liter minyak goreng, 2 kaleng sarden, 1 kotak susu, 1 kemasan kecap manis, 1 botol minyak kayu putih, 1 botol madu, 1 kaleng biskuit, 4 sak beras premium, 1 kilogram kacang hijau, dan 1 buah goodie bag. Pelaksanaan penyerahan bantuan ATENSI klaster lansia yang berlangsung selama empat hari (8-11) Agustus tersebut, akan diserahkan secara bertahap ke 18 kecamatan. Untuk Kecamatan Sooko sendiri, terdapat 36 PPKS lansia yang akan menerima bantuan. Pada pelaksanaan bantuan ATENSI klaster lansia ini, juga diselenggarakan penyerahan bantuan pangan dari Badan Pangan Nasional yang diberikan kepada 334 keluarga penerima manfaat (KPM) se-Kecamatan Sooko sebagai upaya dalam menekan angka stunting di Kabupaten Mojokerto. Untuk bantuan pangan, para KPM menerima 1 paket telur ayam sebanyak 10 butir dan 1 ekor ayam. Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengatakan, dalam memberikan perhatian kepada masyarakat, pemerintah memiliki berbagai program bantuan dalam memberikan bantuan kepada masyarakat. Seperti halnya ATENSI klaster disabilitas maupun klaster lansia. "Alhamdulillah, Kabupaten Mojokerto mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat melalui Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso, Surakarta," katanya, Rabu (09/8/2023). Iikfina menjelaskan, bansos diberikan kepada seluruh masyarakat lansia se-Indonesia secara merata, dan di Kabupaten Mojokerto sendiri mendapatkan 200 paket. Sedangkan bantuan pangan, gal itu sebagai upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. "Penerima bantuan pangan tidak hanya diberikan kepada keluarga yang memiliki balita yang berisiko stunting, akan tetapi pasangan usia subur yang beresiko melahirkan bayi stunting juga diberikan," jelasnya. Menurut Ikfina, jangan sampai pasangan usia subur ketika hamil istrinya kurang gizi. Hal ini yang harus diperhatikan supaya bangsa ini kedepannya punya SDM yang cerdas. "Karena kalau balita stunting atau balita kurang gizi, maka saat dewasa tingkat kecerdasannya akan dibawah rata-rata," jelasnya. Ikfina mengungkapkan, alasan utama bantuan tersebut diberikan kepada keluarga yang memiliki balita dan pasangan usia subur yang berisiko stunting, karena proses pembentukan otak dimulai dari kehamilan hingga balita usia 5 tahun. Balita dan ibu hamil tidak boleh kekurangan gizi, terutama protein. "Sehingga yang dibagikan bukan lagi beras, akan tetapi zat pembangun sumber protein telur dan ayam," tukasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten Mojokerto Try Raharjo Murdianto menerangkan, kedepan Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso, Surakarta juga akan memberikan bansos kepada pemkab dalam memberikan dukungan alat bantu terhadap penyandang disabilitas di Kabupaten Mojokerto. "Jadi komunikasi dan koordinasi selama ini berjalan baik antara Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto dengan Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso, untuk membantu masyarakat di Kabupaten Mojokerto," terangnya. Hal itu sebagai bentuk dukungan juga dari untuk Pemkab Mojokerto. Try berharap, para penerima bantuan dapat memanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. "Kepada penerima manfaat agar bansos yang diterima dapat dimanfaatkan dengan baik untuk mencukupi kebutuhan keluarganya," pungkasnya.(yus/ziz)

Sumber: