Walikota Malang Beri Arahan Terkait Bullying dan Seragam Sekolah

Walikota Malang Beri Arahan Terkait Bullying dan Seragam Sekolah

Malang, memorandum.co.id- Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji, memberikan arahan, bahwa lembaga pendidikan menjadi laborat bagi para siswa. Diharapkan, nantinya tindakan bullying di sekolah itu tidak ada. Hal itu disampaikan, saat pengarahan kepada Kepala Sekolah, Guru, dan siswa SD dan SMP Kota Malang tentang pendidikan antibullying, di SMPN 20 Kota Malang, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jumat (28/07/23). “Karena sekarang dimana-mana lagi ramai masalah bullying. Jadi kita kuatkan supaya tidak ada bullying dan seterusnya. Karena ini dunia pendidikan. Dunia yang bagaimana menapaki dan mendidik anak-anak itu bisa kuat,” terang Sutiaji. Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, menyampaikan, data bullying di Kota Malang saat ini ada 2,4 persen dari 24,4 persen dari seluruh Indonesia. “Walaupun sedikit, kami harus mengantisipasi itu. Anak-anak boleh bergurau, bercanda, tapi tidak boleh berlebihan dan tidak boleh ada ketersinggungan,” terang Suwardjana. Sementara itu, disisi lain, Walikota Malang menegaskan, siswa tidak wajib beli seragam di sekolah. Bahkan, jangan sampai harganya memberatkan bagi wali murid. Mengingat, kemampuan setiap wali murid tidak sama. "Kalo bisa, koperasi jangan menjual seragam yang membebani. Ibu gubernur juga sudah menyampaikan hal ini di SMA - SMA. Saya minta SD, SMP melakukan hal yang sama," terang, Sutiaji. Namun begitu, lanjut Sutiaji, hingga saat ini, belum ada temuan di sekolah-sekolah. Namun sanksi tegas akan diberikan apabila ada sekolah yang melakukan hal tersebut. "Insyaallah tidak kami temukan di sekolah. Sementara yang laporan ke kami belum ada," lanjutnya. Lebih lenjut ia menjelaskan, pihaknya membuka opsi dengan menganggarkan APBD untuk subsidi seragam. Selain itu, wali bisa langsung mengkomunikasikan masalahnya, kepada kepala sekolah. "Biar nanti 2024, dicover APBD. Mohon maaf, biar kepala sekolah tidak menjadi ladang fitnah. Kasihan konsentrasi mengajar buyar gara mikir satu dua, ada yang ikhlas ada yang tidak ikhlas," pungkasnya. Kepala Sekolah SMPN 29, Suwaiba mengaku, sudah banyak wali murid yang datang untuk konsultasi. Seperti membayar separuh atau dengan cara mencicil. "Sekitar sepuluh orang wali murid yang datang. Yang wajib batik sama olahraga karena beda. Yang lainnya sesuai dengan bapak kadin," Pungkas Suwaiba, Kepala Sekolah SMP 29 Kota Malang. (edr/ono)

Sumber: