Wakil Walikota Surabaya Pastikan Pemenuhan Gizi Balita di Puskesmas Berjalan Optimal
Surabaya, memorandum.co.id - Wakil Walikota Surabaya, Armuji Sidak Puskesmas Dr. Soetomo, Senin (3/7/2023), sebelum mendapatkan laporan dari Rumah Aspirasi terkait stok susu Puskesmas yang disuruh beli dan telat. Bambang, orang tua dari salah satu pasien anak yang mengidap SLE, kurang gizi, dan tidak mau makan dengan diagnosa lupus nefritis, sekundum sedang besar, bronkeaktasis, modelate malnutrisi dan stunted mengadu terkait pemberian susu dari Puskesmas, yaitu susu SGM optigrow 1+ dikarenakan harus beli dan selalu telat. Wakil Walikota Surabaya, Armuji menyebutkan, berdasarkan keterangan dari pihak Puskesmas, keterlambatan diakibatkan pergeseran anggaran. “Hal-hal teknis seperti ini perlu diantisipasi lagi supaya dalam pelaksanaannya tidak ada kendala dalam penanganan Balita serta pemenuhan gizi balita stunting,” tegas Armuji. Dirinya menyebutkan, penanganan stunting menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji. Upaya penanganan stunting dilakukan mulai hulu hingga hilir. Terbukti, hal itu dapat menekan hingga saat ini tersisa 651 Balita. “Keterlibatan banyak pihak dan kolaborasi menjadi kunci keberhasilan untuk dapat menekan angka stunting. Oleh karena itu, kewajiban kita agar Puskesmas juga dapat melayani dengan optimal,” tegas Cak Ji, sapaan akrabnya. Adapun data prevalensi stunting di Kota Surabaya pada tahun 2021 tercatat mencapai 28,9 persen (6.722 balita), di akhir 2022 turun signifikan hingga ke angka 4,8 persen (923 balita). Selanjutnya pada tahun 2023, per 30 Juni 2023, tercatat hanya tersisa 651 balita, termasuk balita yang mengalami penyakit yang sulit disembuhkan. Selain itu, Cak Ji sangat yakin dengan adanya PKK, KSH, LPMK, tim pendamping keluarga, RT-RW yang saat ini sudah bisa melihat angka stunting di wilayahnya, maka akan terpacu untuk saling membantu sehingga tercipta guyub rukunnya.(mik/ziz)
Sumber: