Peletakan Batu Pertama IPA Bango, Wali Kota Malang: Wujudkan Kemandirian Air Baku
Malang, memorandum.co.id- Wali Kota Malang Drs H Sutiaji melakukan ground breaking (peletakan batu pertama) pekerjaan terintegrasi pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Bango 200 Lps Kota Malang, di Lahan Pembangunan WTP IPA Bango 20 Lps, di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Senin (26/6). Hadir, Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Ir Fahmi Hidayat ST MT, Direktur Utama Perumda Tugu Tirta M. Nor Muhlas SPd MSi, Kajari Kota Malang Edy Winarko, perwakilan Kementerian PUPR dan BUMN, tokoh masyarakat Prof Bisri. Wali Kota Sutiaji menyampaikan ini merupakan upaya Pemkot Malang mewujudkan kemandirian air baku. Salah satu tahap awal project Water Treatment Plant (WTP), dilaksanakan ground breaking ini. “Saya menyampaikan terima kasih pada seluruh stek holder karena telah membantu menjawab kegelisahan masyakarat, terkait ketersediaan air baku. Diperkirakan, sekitar bulan Agustus - September sudah ada kapasitas 100 Lps,” kata Wali Kota Malang. Pada tahap awal, program WTP akan memanfaatkan air permukaan dari Sungai Bango dengan kapasitas 200 liter/detik (lps). Dalam waktu empat tahun, kapasitas 200 lps diharapkan bisa meningkat sampai 500 lps. Harapannya, kemandirian air minum segera tercapai di Kota Malang. Rinciannya, setelah 200 lps di tahap awal, berikutnya bisa dilanjutkan pembangunan reservoir di tahun 2025 dengan kapasitas 100 lps. Pada tahap 3 atau tahun 2027 akan ditambah lagi kapasitas sebesar 200 lps. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan Perumda Tugu Tirta akan melakukan kontrak lagi untuk pembangunan tahap 2. Dengan Lps mencapai 2000 sehingga dapat memenuhi kebutuhan air baku. “Karena sungai sungai kita luar biasa, ada lima. Kota Malang sekaligus menjadi pilot project managemen kemandirian air baku. Diperkirakan, bulan Agustus selesai, dan bisa dimanfaatkan masyarakat. Karena air adalah kebutuhan dasar sehari-hari,” terangnya. Dengan begitu, apabila sudah memungkinkan maka air baku tidak semuanya tersuplay dari Sumber Pitu. Selain itu, persoalan pipa pecah juga membutuhkan biaya perbaikan yang tidak sedikit. Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Ir Fahmi Hidayat ST MT menerangkan nantinya akan mengolah air dari sungai Bango. “Nantinya akan memanfaatkan air sungai Bango untuk diolah dan disalurkan ke Perumda Tugu Tirta. Setelah ground breaking ini segera finalisasi tahapan perijinan. Untuk pembiayaannya dari PJT I,” terangnya. Serupa, menurutnya sudah dilakukan di Kabupaten Lamongan. Nantinya, pengolahan air juga sampai ke posisi siap minum. Dalam proyek ini membutuhkan biaya hingga Rp74 M yang dibiayai PJT I. Dirut Perumda Tugu Tirta M Nor Muhlas menyampaikan proyek ini akan membantu pemenuhan air baku. “Sehingga ketersediaan suplai diharapkan bisa lebih aman dan layanan semakin optimal,” katanya. Dengan jumlah pelanggan Perumda Tugu Tirta saat ini mencapai 175.000 sambungan rumah (SR), maka kapasitas iddle harus mencukupi. Berjalannya WTP serta SPAM 1, 2 dan 3 merupakan strategi back up, tanpa harus lepas dari sejumlah sumber air yang selama ini dikelola Perumda Tugu Tirta. (edr/ari)
Sumber: